Dua Mahasiswa ITS Rancang Lima Stadion untuk Piala Dunia 2026

Dua mahasiswa ITS merancang lima stadion baru untuk persiapan Piala Dunia 2026. Tentu saja, itu bisa diwujudkan jika Indonesia terpilih sebagai tuan rumah pergelaran sepak bola paling akbar empat tahunan tersebut. Menpora Imam Nahrawi memberikan apresiasi tinggi kepada dua mahasiswa itu.

BRIANIKA IRAWATI, Surabaya 

KABAR yang diterima Jafni Zul Fahmi dan Fikri Izza pada Jumat malam (2/9) tergolong mendadak. Kabar itu menyebutkan bahwa Menpora Imam Nahrawi akan berkunjung ke Graha Pena Surabaya pada Sabtu (3/9). Dijadwalkan, pagi itu Menpora menghadiri peresmian Honda DBL Camp 2016 dan kantor manajemen PT DBL Indonesia di sebelah kantor redaksi Jawa Pos (Jabar Ekspres Group).

Tak pelak, dua mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut dibuat bingung. Sebab, mereka belum merampungkan bahan-bahan yang akan dipresentasikan ke Menpora ”Tapi, kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Makanya, kami malam itu lembur untuk menyelesaikan semua,” kata Jafni.

Selain dalam bentuk video, Jafni dan Fikri harus membuat brosur maupun gambar desain dalam coretan kertas. ”Semangatnya melebihi saat ngerjain tugas kuliah,” tambah Jafni, lantas tertawa.

Fikri mengungkapkan, dirinya bersama Jafni sudah lama ingin bertemu Menpora. Dua mahasiswa itu ingin menunjukkan hasil rancangan mereka tentang stadion-stadion yang layak dipergunakan untuk World Cup 2026.

”Kami ingin Menpora tahu stadion-stadion rancangan kami tersebut. Karena itu, kami harus mengomunikasikan langsung kepada beliau,” ujar Fikri.

Maka, begitu saatnya tiba, Jafni dan Fikri langsung menemui ajudan Imam untuk memastikan jadwal presentasinya. Awalnya, mereka ditolak karena jadwal Menpora cukup padat hari itu. Namun, keduanya terus ngotot agar diberi kesempatan untuk menunjukkan karya mereka kepada Menpora. ”Hanya lima menit,” rayu Jafni kepada ajudan Imam.

Setelah dikomunikasikan dengan Menpora, Jafni dan Fikri akhirnya bisa bernapas lega. Usaha mereka membawa hasil. Menpora bersedia menerima mereka di sesi terakhir kunjungannya di Jawa Pos.

”Tapi, sambil jalan ya. Awalnya sih gitu,” kata Jafni menirukan jawaban ajudan Imam. Mereka tidak berpikir ulang dan langsung mengiyakan kesepakatan tersebut.

Tinggalkan Balasan