Dua Dekade, PGPI Mengabdi untuk Negeri

bandungekspres.co.id, CIMAUNG – Kebahagiaan terlihat dari para personel Persaudaraan Gunung Puntang Indonesia (PGPI) dalam perayaan Hari Jadi ke-20 PGPI di kawasan Wana Wisata Gunung Puntang, Kampung Malabar, Desa Campaka Mulya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Sabtu (30/7). Dengan penuh kekompakan, mereka berkumpul menggelar acara bertema ”Sacangreud Pageuh Ngawujudkeun Duduluran Anu Lana (bersatu kuat mewujudkan persaudaraan yang abadi)” dalam memperingati dua dekade mereka mengabdi.

Kegiatan tersebut dihadiri Kapolsek Cimaung, Kepala Desa Campaka Mulya, Mora Jabar, Para Pencinta Alam dari berbagai wilayah, dan pengisi acara yakni Marta Topeng artis era 90an, grup band dari Bale Pasini, Minor, Roxane, The Neo dan beberapa grup band lainnya.

Kegiatan sosial pun mengisi Hari Jadi PGPI dengan memberikan santunan kepada puluhan anak yatim piatu dan anak kelompok konservasi wilayah Cimaung. Sebab, PGPI merupakan organisasi yang berdasarkan sosial, kemanusiaan dan lingkungan.

Ketua PGPI Risman Firmansyah mengatakan, organisasi ini dideklarasikan pada 30 juni 1996 di Wana Wisata Gunung Puntang. Pada 20 tahun lalu, tempat tersebut menjadi saksi yang melahirkan persaudaraan, visi dan misi sebagai wadah kekeluargaan untuk menyalurkan minat dan bakat yang bergerak di alam terbuka. Selain itu, sekaligus sebagai mitra masyarakat dan instansi terkait dalam melestarikan lingkungan.

”Oleh karena itu, kami juga mengajak semua elemen untuk bisa bersinergi dengan PGPI untuk mewujudkan kelestarian alam,” kata Risman usai kegiatan Ulang Tahun ke-20 PGPI di Wana Wisata Gunung Puntang, kemarin (31/7).

PGPI hanya nama saja, lanjut Risman, karena tempat lahirnya PGPI di Gunung Puntang. Namun kegiatannya sendiri bukan hanya di Gunung Puntang, tetapi di beberapa wilayah lainnya. Seperti membantu bencana Aceh, Pangandaran, longsor Cililin Kabupaten Bandung Barat, dan wilayah lainnya.

”Personel PGPI pernah diterjunkan ke wilayah lain yang terkena bencana. Namun, PGPI diawali dengan suatu dengan kejadian-kejadian di kawasan Gunung Puntang. Sehingga, ikut serta dalam suatu kejadian bencana seperti kebakaran hutan, longsor, dan dalam pencarian orang-orang hilang pengunjung wisata Gunung Puntang,” ucapnya.

Sementara itu, salah seorang perintis PGPI, Dadan Masdar menuturkan, pihaknya sangat mensyukuri rasa silaturahmi rasa persaudaraan untuk mencapai tujuan, berbuat sesuatu untuk masyarakat bangsa pada umumnya dalam konservasi. Sehingga terwujud leweung hejo, rakyat ngejo, nagara nenjo (hutan hijau, rakyat sehajtera, negara/pemerintah amanah). Amanah berarti pemerintah melihat masyarakat sudah ikut mengabdi pada negara dengan memelihara hutan sekitar.

Tinggalkan Balasan