Diduga Terserang Chikungunya, Terdampak Alih Fungsi Citarum Lama

bandungekspres.co.id, KUTAWARINGIN – Akibat Sungai Citarum lama yang kini difungsikan sebagai tempat tambak ikan dan sungai tersebut menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, sehingga puluhan warga RT 3/11 Kampung Gajah Eretan, Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, diduga terserang chikungunya. Penyakit yang menyerang warga sejak awal Ramadan.

Salah seorang korban, Siti Fatimah, 26, mengatakan, sejak awal Ramadan atau hampir tiga pekan ini, warga di kampungnya itu banyak yang terserang penyakit pegal linu persedian, sakit kepala yang diiringi demam tinggi. Warga secara bergantian terserang penyakit tersebut. Di keluarganya saja, selain dia, suaminya, ibunya, kakak, nenek dan anaknya terserang penyakit tersebut.

’’Saya ini juga baru sembuh, kemarin itu rasanya kaki pegal tidak bisa dipakai jalan. Kalau dipaksakan rasanya sakit seperti ditusuk-tusuk. Setelah saya sembuh, disusul kakak, nenek dan anak saya yang usianya baru dua tahun kurang. Lalu sekarang ibu saya yang sekarang cuma bisa berbaring di kasur,” ujar Siti, kemarin.

Selain anggota keluarganya, lanjut Siti, penyakit serupa juga menyerang puluhan warga lain di kampungnya. Rata-rata mereka mengalami keluhan kesehatan yang sama. Kemungkinannya, warga lain pun terserang penyakit serupa.

’’Yah begitu saja, terserangnya bergantian. Sekarang juga warga lainnya ada yang masih sakit. Rata-rata mereka cuma bisa berbaring di tempat tidur. Rencananya, saya juga mau bawa ibu saya sore ini ke dokter. Karena kalau dibiarkan malah semakin sakit. Saya juga sembuhnya setelah berobat ke Puskesmas,’’ ucapnya.

Menurut Siti, meskipun banyak warga di kampungnya terserang penyakit tersebut. Tetapi, masyarakat tidak mengetahui secara pasti jenis penyakit apa yang menjangkiti mereka dan ada juga orang yang mengatakan penyakit tersebut adalah chikungunya dan penyebabnya gigitan nyamuk.

’’Tapi saya juga enggak tahu pasti penyakit apa. Karena saat berobat ke Puskesmas juga cuma diberi obat saja, tanpa mendapatkan penjelasan soal penyakitnya. Mungkin chikungunya, pihak puskesmas menyuruh kami untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama untuk menghindari penyebaran nyamuk itu,’’ ungkapnya.

Sementara itu, salah satu warga lainnya, Romlah, 34, menuturkan, dirinya baru saja sembuh dari penyakit tersebut. Saat sakit kemarin, badannya hingga bengkak-bengkak, pegal linu, panas tinggi. Saking panasnya, sampai rambutnya rontok dan terpaksa dipotong gundul.

Tinggalkan Balasan