Data Sekolah yang Rusak Akibat Banjir Bandang Garut

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Banjir Bandang Garut pada Selasa lalu (21/9) telah menghancurkan sejumlah sekolah. Data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyebutkan 11 sekolah dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang terdampak.

Kegiatan sekolah pada hari pertama pascabencana libur, sedangkan pada hari kedua dilakukan pemanfaatan gedung secara bersama-sama.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mentakan, sebanyak dua sekolah yang rusak parah yaitu SDN Sukaratu 1 Banyuresmi dan SMP PGRI. Sementara itu, sekolah-sekolah yang lain masih tetap menggunakan sekolahnya masing-masing. ”Data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyebutkan perkiraan kerugian mencapai Rp 1,4 miliar,” kata Sutopo saat memberikan keterangannya.

Sutopo mengungkapkan, masih ada 11 sekolah yang terdampak banjir bandang Garut. Di antaranya SD IT Muhammadiyah Tarogong Kidul, SDN Sukaratu 1 Banyuresmi, SMP Negeri 2 Banyuresmi, SMP Negeri 3 Tarogong Kidul, SMP Negeri 5 Tarogong Kidul, SMP Negeri 2 Samarang, SMP Negeri 3 Cisurupan, SMP Qurota Ayun Samarang, SMP PGRI Garut, SMP Negeri 1 Pasirwangi Dan SMA PGRI Garut.

Menurut Sutopo, pendidikan merupakan salah satu prioritas dalam penanganan darurat pascabanjir bandang. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei  memberikan arahan terkait pendidikan. ”Perlu diadakan tempat darurat untuk sekolah,” ucapnya.

Dia menjelaskan, BNPB pun telah mengirimkan bantuan pakaian sekolah kepada anak-anak yang terdampak banjir bandang.

Di samping pendidikan, prioritas utama Posko Tanggap Darurat berfokus pada pencarian dan penyelamatan korban yang masih hilang serta pelayanan kebutuhan dasar bagi 433 jiwa pengungsi.

Sementara itu, Kepala dinas pendidikan Jabar Asep Hilman mengatakan, pihaknya sudah mengirim tim untuk melakukan pendataan mengenai jumlah bangunan yang rusak dan jumlah siswa yang putus sekolah sementara.

”Kita sudah kirim tim ke Garut dan Sumedang untuk mendata nanti hasilnya akan dirapatkan untuk melakukan tindakan lebih lanjut,” jelas Asep di Gedung Sate, kemarin (22/9).

Meskipun belum bisa memberikan data pasti, dia mengakui, akibat bencana ini banyak bangunan sekolah yang mengalami kerusakan. Melihat kondisi ini pihaknya sedah melakukan koordinasi dengan Dinas pendidikan setempat untuk segera melakukan pendataan yang kemudian dilakukan perbaikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan