Damaikan Negara-Negara Timur Tengah

bandungekspres.co.id – Indonesia ikut berkontribusi perdamaian negara-negara Timur Tengah. Hal ini diwujudkan dalam beberapa program yang dilakukan pemerintah Indonesia bersama beberapa Negara di Timur Tengah.

”Pemerintah mendorong terciptanya perdamaian dan ketertiban dunia serta kerjasama internasional yang berkelanjutan,” katanya Staf Khusus Kepresidenan untuk Timur Tengah Alwi Shihab di Hotel Aston Braga, kemarin (28/1).

Dia menjelaskan, stabilitas keamanan dan ekonomi di kawasan Timur Tengah diakui atau tidak Indonesia memiliki ikatan emosional yang erat hubungannya dengan agama/kepercayaan khususnya Islam. Selama ini, Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap impor minyak bumi. Bahkan, dalam menjaga menstabilkan politik dan keamanan dalam negeri.

Negara-negara Timur Tengah selama ini, khususnya mempunyai surplus devisa akinat perdagangan minyak dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga membuat Indonesia banyak melakukan pembangunan fisik. Selain itu, mendorong juga destinasi bagi pencarian kerja.

Sebagai catatan, menurut data Bank Indonesia dan BNPTKI, pekerja migran Indonesia dalam periode kwartal 3 tahun 2015 tercatat sebamyak 1.206.000 jiwa. ”Pengembangan kerjasama dengan pihak Timur Tengah bisa memberikan multiplier efek yang besar bagi perekonomian Indonesia,” ucapnya.

Itu juga dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang nantinya bisa mengurangi angka pengangguran. Dalam perkembangannya sebagai dampak kebijakan negara Timur Tengah telah melakukan ekspansi ke berbagai bidang. Dia menekan negara tersebut telah memiliki badan khusus untuk mengelola dan melakukan investasi ke berbagai negara.

Menurutnya, Qatar saat ini memiliki Qatar Investment Authority (QIA) mengelola dana sekitar US$ 170 Billion. Uni Emirat Arab memiliki Abu Dhabi Investment Authoryty (ADIA) mengelola US$ 773 Billions. Sementara Oman dengan Iman Investment Fund (OIF) mengelola dana sekitar USD 6 Billions.

”Untuk Arab Saudi dengan lembaganya berperan di dalam mendukung pembangunan di negara lain dengan anggaran SR 31 Bilion,” terangnya.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Iran mendapatkan embargo ekonomi dari pemerintah USA, meskipun sempat dibekukan oleh negara-negara barat. Terbukti dengan pemesanan pesawat airbus sebanyak 114 buah sekitar US$ 10 Billion. Pada awal bulan Januari 2016 dana yang dibekukan sekitar 100 Bilion US.

Tinggalkan Balasan