Curigai Motif Perampokan

bandungekspres.co.id, JAKARTA – Kasus perampokan disertai pembunuhan sadis yang menewaskan enam orang di Pulomas menemui titik terang. Hanya dalam waktu sehari, Polda Metro Jaya (PMJ) sudah mengantongi nama empat orang pelaku. Kemarin (28/12) dua di antaranya berhasil dibekuk di Poncol Indang, Rawa Lumbu, Bekasi, yakni Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang.

Namun, satu orang pelaku Ramlan menghembuskan nafas terakhir karena kehabisan darah. Dia harus merasakan timah panas petugas karena nekat melakukan perlawanan saat akan ditangkap.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan mengatakan mereka (pelaku, Red) ditangkap pukul 15.10, kemarin (28/12). Puluhan petugas menggerebek kontrakannya berada di Kampung Poncol Indang, Gang Kalong, RT 8/Rw 2, Rawa Lumbu, Kota Bekasi. Ketika digerebek mereka sedang berkumpul.

Terjadi ketegangan dalam proses penangkapan. Mereka melawan menggunakan senjata tajam. Dengan perlawanan itu, petugas terpaksa untuk menembak pelaku perampokan tersebut. ”Dia ingin melukai petugas,” ujarnya.

Seketika mereka jatuh terkapar. Keduanya dalam kondisi kritis. Tidak mau menimbulkan korban jiwa evakuasi pun dilakukan. Mereka dievakuasi ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun sayangnya upaya penyelamatan tidak berjalan mulus. ”Akibat pendarahan besar, Ramlan Butar Butar meninggal dunia. Sedankan Erwin dalam kondisi lemah,” katanya di RS. Kramat Jati, kemarin.

Penangkapan berawal dari hasil pemeriksaan rekaman closed circuit television (CCTV), di kediaman korban. Dalam rekaman itu diketahui perampokan dilakukan oleh empat pelaku. Keempat pelaku menggunakan topi serta kaca mata hitam. Gelagat mereka cukup tenang saat masuk ke rumah yang beralamat di Jalan Pulomas Utara 7A tersebut. Ketika itu pintu pagar rumah dalam kondisi tidak terkunci. Pelaku masuk dengan cara mengetuk pintu ruang tamu. ”Setelah pintu itu dibuka oleh pembantu, pelaku langsung menyandera pembantu itu,” ucap dia.

Iriawan mengatakan, awalnya saat menganalisa CCTV itu petugas cukup kewalahan. Sebab, topi dan kacamata pelaku menghalangi analisa identitas keempatnya. ”Sulit mengenali pelaku karena pakai topi dan kacamata,” ujarnya jenderal bintang dua tersebut.

Namun polisi tidak kehabisan akal. Pemeriksaan dilakukan lebih detil, salah satu yang membuat polisi bisa mengenali pelaku adalah cara jalannya. ”Salah seorang pelaku jalannya pincang. Cara jalan pelaku yang pincang itu membuat petugas menduga pelaku adalah Ramlan,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan