Budayawan Pertama Non-PNS yang Duduk di Birokrasi

Lebih Dekat dengan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid

Umumnya, kursi direktur jenderal (dirjen) diisi oleh pejabat karir. Tapi, kemendikbud mendobrak tradisi tersebut. Hilman Farid menjadi budayawan pertama yang menempati posisi tersebut.

M.HILMI SETIAWAN, Jakarta

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid
MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

NON-PNS: Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid saat berada di
Gedung Kementrian Kebudayaan, Jakarta, belum lama ini

KAMIS, 31 Desember 2015, merupakan momen spesial bagi Hilmar Farid. Hari itu dia dilantik Anies Baswedan sebagai Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. Ucapan selamat bertebaran di medsos, baik Twitter maupun Facebook. Terutama dari para budayawan yang mendapat harapan baru dengan ditunjuknya Hilmar sebagai Dirjen Kebudayaan.

Jarang sekali penunjukan Dirjen instansi kementerian yang mendapat sambutan seperti Hilmar. Sebab, Hilmar menjadi budayawan pertama non-PNS yang ditunjuk duduk di birokrasi. Sebuah harapan bagi budayawan untuk mendapat perhatian yang lebih baik dari pemerintah melalui Kemendikbud.

Pria kelahiran Bonn, Jerman, 8 Maret 1968, itu tidak sendirian dilantik sebagai pejabat Kemendikbud. Jajaran eselon I lain yang dilantik adalah Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dadang Suhendar serta Staf Ahli Mendikbud Bidang Pendidikan Karakter Arie Budhiman.

Ditemui di ruangannya di kompleks Kemendikbud, Senayan, Jakarta, kemarin petang, Hilmar mengaku baru menghadiri kegiatan bersama rekan-rekan budayawan. ”Maaf, ini jadwalnya banyak sekali. Persiapan WCF (World Culture Forum, Red) yang digelar September nanti di Bali,” ujarnya.

WCF itu bakal menjadi event akbar pertama yang harus disukseskan Hilmar bersama jajarannya. Dia mengatakan, WCF tidak akan digarap jajaran PNS atau birokrat saja. Budayawan-budayawan dan pelaku seni dari seluruh Indonesia juga dilibatkan.

Dalam kepemimpinannya, Hilmar mengidamkan melibatkan masyarakat umum lebih besar. Sebab, tutur dia, budaya itu berkembang di masyarakat. Dia tidak membatasi budaya hanya kegiatan pertunjukan atau aspek estetika.

Agenda besar lain yang menunggu anak pasangan (almarhum) Agus Setiadi dan (almarhumah) Elsje Petronela itu adalah Europalia, festival yang digelar tahun depan. Dalam ajang tersebut Indonesia menjadi tamu kehormatan. Hilmar mengatakan, dalam Europalia itu, delegasi Indonesia akan manggung berkeliling Benua Biru (Eropa). ”WCF maupun Europalia harus lancar. Pesan promosi kebudayaan Indonesia harus muncul,” tutur Hilmar, lantas nyeruput kopi di meja kerjanya.

Tinggalkan Balasan