Berburu Lagu Kenangan di Festival Kaset Bandung

Tak Surut Digerus Industri Musik Digital

Perkembangan teknologi internet membawa dampak besar pada gaya hidup manusia. Salah satunya pada industri musik. Kini, orang yang ingin menikmati musik tinggal download tanpa harus membeli kaset pita atau CD.

IGUN RUCHIYAT, Sumur Bandung

ERA musik kaset pita, apalagi piringan hitam (PH), sudah dianggap kuno. Namun demikian, perkembangan industry musik digital tidak serta merta menggerus pecinta musik kaset pita. Barang-barang itu masih ada terbukti hingga kini masih banyak yang berburunya untuk dikoleksi. Mereka kadang fanatik dengan alunan suara yang bersumber dari pita itu.

Panitia sekaligus peserta Festival Kaset Bandung Yurman, 45, mengaku masih banyak kolektor yang mencari kaset di Festival Kaset Bandung.

”Dengan banyaknya pembeli atau pengoleksi barang-barang ini, membuat para penjual seperti kami ini tetap banyak. Makanya dengan adanya festival ini merupakan salah satu bukti bahwa kami sebagai penjualnya pun masih banyak,” ujar Yurman pemilik lapak di Cihapit ini,  kemarin di sela Festival Kaset Bandung di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK), di Jalan Naripan kemarin (2/10).

Dia menjelaskan, festival itu digelar dua hari dengan mendapatkan dukungan sebanyak 30 peserta penjual kaset, CD, PH dan lainnya. Dengan acara tersebut katanya, ke depan akan semakin mengundang para pecinta barang kuno mencari agar barang-barang yang dijualnya itu.

Sementara itu, Iwan Juhro, 56, salah satu pengunjung Festival Kaset Bandungmengaku sering berburu kaset ke Bandung. Di antaranya, ke Jalan Cihapit yang jadi salah satu sentra kaset bekas di Bandung.

”Saya mulai koleksi kaset sejak akhir-akhir kuliah,” kata Fais yang kuliah di sebuah kampus di Bandung pada 90-an.

Dia mengaku memiliki sekitar seribu kaset berbagai genre musik. Tiap libur kerja atau perjalanan dinas, dia sering mampir ke sejumlah pedagang kaset di Bandung, seperti di Cihapit, Dewi Sartika, Dipatiukur, dan Dago.

”Kalau di Bandung ini, sudah pasti sangat banyak yang jualnya. Makanya saya juga kadang nggak kesulitan mencari kaset jadul ini,” katanya.

Dia menyimpan kasetnya di ruangan khusus. Pemutar kasetnya juga radio klasik buatan Italia. Dia mengaku lebih menyukai kaset daripada CD atau musik hasil download. ”Kadang musik yang di kaset tidak ada CD-nya. Jadi kepaksa saya harus mencari lebih banyak teman agar mereka menunjukkan barang-barang itu masih ada,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan