Belajar Seni, Sains, dan Teknologi di Powerhouse Museum, Sydney

”Anak laki-laki harus banyak bergerak dan tempat ini memenuhi keingintahuan cucu saya. Sekaligus menambah pengetahuannya,” timpal Irina.

Di ruang Machine Workshop, pengunjung akan diajak bermain dengan beragam alat pertukangan, tuas, dan pernak-pernik khas lainnya. Anak-anak ditantang untuk bisa menciptakan sesuatu. Dua meja yang disediakan penuh dengan peralatan itu. Tinggal tak tok, tak tok… jadilah jembatan, gedung, dan beraneka bentuk lain sesuka anak-anak.

Tak jauh dari Machine Workshop adalah Mars Yard. ”Ini merupakan simulasi dari lanskap planet Mars yang dibuat dengan akurasi scientific sebagai bagian dari proyek bernama Mars Lab,” jelas Connel.

Anak-anak setingkat SMA, sambung dia, bisa terlibat dalam riset sains dan teknologi di bidang astrobiologi dengan peneliti dari University New South Wales dan The University of Sydney. Bahkan, pada waktu-waktu tertentu mereka dapat mengendalikan dua robot dari jarak jauh di area yang dibuat mirip dengan permukaan planet Mars itu.

Berpindah ke ruang luar angkasa, pengunjung akan disuguhi koleksi cuilan batu dari bulan, replika ruangan hampa udara, pakaian astronot, serta contoh makanan dan minuman yang dibawa ke luar angkasa.

”Anak-anak bisa langsung melihat kondisi para astronot ketika berada di luar angkasa. Mereka bisa melihat tempat tidur, kamar mandi, WC, juga ruangan untuk fitness para astronot,” tutur Connel.

Di ruang luar angkasa juga terdapat lorong yang kanan-kirinya menampilkan tombol-tombol layaknya bagian dalam pesawat ulang-alik. Bagian tersebut bisa bergerak seolah pesawat sedang berada di luar angkasa sehingga pengunjung yang berada di lorong itu bisa merasakan goyangan ”pesawat” tersebut. Kalau tidak siap fisik, pengunjung bisa pusing digoyang beberapa saat.

Di lantai 2 dipamerkan beraneka karya yang menggunakan teknologi digital printing. Pameran itu baru dibuka 3 September lalu. Bahkan, bau cat masih tercium kuat dari ruangan berdinding serbaputih tersebut. Memasuki area itu, pengunjung dapat mengetahui kronologi perkembangan digital printing sejak 1999 hingga 2016.

Connel menjelaskan, digital printing di museumnya tidak hanya khusus mencetak gambar dalam kertas atau kain. Sebab, perpaduan seni, sains, desain, dan arsitektur menghasilkan produk yang sangat beragam. Misalnya, patung yang dibuat dari 2.700 lembar plastik. Lalu, dari dunia medis, desain organ tiruan bisa dibuat.

Tinggalkan Balasan