BBWS Siap Robohkan Puluhan Kios, Para Pedagang Meminta Relokasi

bandungekspres.co.id, BALEENDAH –Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, berencana merobohkan puluhan kios yang menempati pinggiran Sungai Citarum, tepatnya seberang Pasar Rancamanyar di Kampung Penclut, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Tujuannya, agar para pedagang tidak lagi menempati kawasan tersebut.

Namun demikian, penolakan terhadap penertiban kios-kios pun sudah mulai terlihat, hal ini seperti tertulis di spanduk yang terbentang di dilokasi.

Melati (50) bukan nama sebenarnya, salah seorang pedagang di salah satu kios di tepi Sungai Citarum mengatakan, dirinya tengah mendapatkan surat beberapa kali dari BBWS Citarum pada Kamis (18/8) lalu tentang pengosongan kawasan. Dalam isi surat tersebut menyatakan, Pihak BBWS Citarum akan membongkar secara paksa apabila sederetan kios sepanjang Sungai Citarum tidak membongkar kembali kios sampai 7 September 2016 mendatang.

”Kami berharap kebijaksanaan pemerintah untuk menyediakan lahan untuk kami supaya bisa tetap berjualan. Kami bingung harus jualan di mana lagi, kami sudah lebih dari empat tahun jualan dan mendirikan kios sendiri,” kata Melati yang tidak mau nama sebenarnya disebutka.

Melati mengungkapkan selama berjualan di tempat itu, para pedagang kerap diminta pembayaran retribusi Rp 50 ribu per bulan dan Rp 4 ribu per hari untuk keamanan dan kebersihan.

”Totalnya bayar Rp 170 ribu per bulan, ya mungkin lebih mahal daripada bayar retribusi pasar, entah dipakai apa uangnya. Soalnya, sampah kami urus sendiri dan keamanan tidak terjamin karena tetap ada yang kecurian kiosnya. Saya tidak bisa sebutkan siapa yang memungutnya,” ungkapnya.

Selain Melati, salah seorang pedagang lain yang juga enggan disebutkan namanya dengan alasan keamanan, sebut saja Mawar (47) berharap. Pemerintah lebih bijak dalam memutuskan kebijakan.

”Sangat diherankan, kenapa yang ditertibkan kios-kios kecil ini. Padahal kalau mau menangani banjir yang ditertibkan harusnya bangunan liar yang letaknya lebih dekat ke sungai dan kenapa pabrik-pabrik yang buang limbah tiap hari ke sungai dibiarkan, sedangkan kami yang mengurus sampah sendiri dan tidak membuang ke sungai malah mau dibongkar, kami tidak akan diam dan pasrah, namun kami akan protes pada pihak yang selama ini memungut retribusi dan uang bulanan dari para pedagang,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan