Atlet Tuna Rungu Tunjukan Prestasi Olahraga

Keterbatasan fisik tidak menghalangi untuk berprestasi. Inilah yang ditunjukan perkumpulan penyandang tuna rungu di Kabupaten Bandung.

Igun Ruchyat, Soreang        

SEJUMLAH pengurus Gerakan  Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Kabupaten Bandung mengunjugi kantor redaksi harian umum Soreang Ekspres (grup Jabar Ekspres) di Sentra Bisnis Warlob (SBW), Desa Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung kemarin (1/12).

Kantor  biro ini dijadikan ajang curhat para penyandang tuna rungu tersebut. Mereka menyampaikan sejumlah aspirasinya dengan berbincang bersama di acara Ngawangokong di Biro Soreang Ekspres.

Enam orang yang mengaku memiliki sejumlah prestasi dalam berbagai bidang olahraga datang menyampaikan sejumlah unek-uneknya. Apalagi belum lama ini, ada di antara mereka menjadi atlet Peparnas Jabar cabang olah raga lari dan tenis meja.

Untuk memudahkan komunikasi, ngawangkong itu dibantu Andri Sulaeman, salah satu kelompok mereka yang berfungsi mengartikan bahasa yang disampaikan Ketua Gerkatin Kabupaten Bandung Aah Tarmana.

”Menurut Aah, banyak kontribusi yang diberikan oleh para anggota Gerkatin dalam bidang olahraga. Karena mereka di bawah naungan badan penyandang olahraga cacat national Paralimpyc Committee Indonesia (NPCI).

Sebabnyak 31 cabang olahraga bagi penyandang cacat diikutinya. Prestasi pun banyak diraih meraka karena keseriusannya menggeluti dunia olahraga itu,” terang Andri mengartikan ungkapan Aah.

Dikatakannya, pihaknya datang untuk bersilaturahmi dengan redaksi Soreang Ekspres. ”Karena kami ingin menyosialisasikan kegiatan apa yang dilakukan selama ini sebagai penyandang cacat tuna rungu,” ujarnya.

Atlet yang berkunjung ke redaksi itu yakni Ishak santika Mulyana. Dia atlet cabang lompat jauh, futsal dan lari estafet. Selain itu, Yulia Oktaviani atlet tenis meja.

”Ishak ini mendapatkan medali perunggu cabang lompat jauh dan cabang lari estafet. Sedangkan Yulia juara tenis meja kedua double putri dan juara ketiga untuk nomor tunggal tenis meja,” kata Andri.

Dia mengungkapkan, mengikuti Gerkatin karena ada kaitannya dengan kesejahteraan. Gerkatin selalu menempatklan diri sebagai anggota CPCI nomor satu. Dijelaskannya, berdasarkan data yang dihimpun, Gerkatin dideklarasikan melalui Kongres Nasional I, pada 23 Februari 1981 di Jakarta.

”Dulu sebelum Gerkatin itu bernama Sekatubi (Serikat Kaum Tuli Bisu Indonesia). Lalu ada Pekatur (Persatuan Tuna Rungu Surabaya, Pertri (Perhimpunan Tuna rungu Indonesia) di Yogyakarta. Sekarang menjadi Gerkatin (Gerakan Kaum tuna rungu Indoneisa). Saat ini, Gerkatin telah mempunyai 28 DPD (Dewan Pengurus Daerah) dan 69 DPC (Dewan Pengurus Cabang) di Indonesia. Juga didampingi interpreter bahasa isyarat di setiap acara,” pungkas Aah. (*/fik)

Tinggalkan Balasan