Angka Demam Berdarah Dangue Tinggi, Ibu Kota Siaga KLB

bandungekspres.co.id– Anggota DPRD DKI menyorot kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI lantaran angka kasus DBD terus meroket. Jika DKI sampai ditetapkan status KLB dewan menilai kinerja Dinas Kesehtan gagal. Bahkan pejabat yang terkait dinilai harus dicopot.

Melonjaknya kasus DBD di Ibu Kota dilontarkan anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Steven Setiabudi Musa. ”Khususnya dalam musim hujan ini saja, jumlah penderita DBD sudah mencapai 1.307 kasus,” ujar mantan wartawan yang kini menjadi juru bicara Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta itu.

Angka tersebut diperolehnya dari data Dinas Kesehatan DKI dan rumah sakit. Menurut Steven, dari angka tersebut masih di bawah kondisi luar biasa (KLB). Tetapi, kondisi tersebut wajib diwaspadai. ”Karena kenaikan angka kasus melonjak tinggi dalam dua pekan terakhir. Kalau tidak ditekan dari sekarang, dikhawatirkan akan semakin banyak menelan korban,” ungkapSteven.

Oleh karena itu Steven mendesak Pemprov DKI, terutama jajaran Dinas Kesehatan, camat, dan lurah untuk meningkatkan PSN. ”Sementara ini PSN harus lebih digalakkan lagi di tengah masyarakat. Jangan cuma tiap Jumat pagi, kalau perlu seminggu dua kali,” kata Steven.

Dia menambahkan anggaran kesehatan di Jakarta sangat besar sekitar Rp 10 triliun. Dengan besaran anggaran tersebut, seharusnya pencegahan DBD di DKI sudah maksimal. ”Camat dan lurah harus menggugah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya PSN. Masih sangat banyak warga tak peduli PSN dan mereka tidak tersentuh oleh aparat wilayah,” kritik Steven.

Menurutnya juga, seandainya kasus DBD di Jakarta nanti statusnya meningkat menjadi KLB, berarti kinerja pemprov soal kesehatan, gagal. ”Kalau DKI terjadi KLB, Gubernur Ahok harus mencopot jabatan pimpinan di Dinas Kesehatan, camat, dan lurah setempat,” tandas Steven.

Sementara itu ketika dikonfirmasi kepada Kepala Dinkes DKI Jakarta, Kusmedi, nampak sedikit emosional. Dia menyangkal jumlah warga DKI yang terserang DBD mencapai 1.307 kasus. ”Bapak Steven itu ngawur,” tukasnya. Sayangnya, Kusmedi tidak mau menyebut jumlah kasus versi pihaknya. Bahkan Kusmedi cenderung tidak mau disalahkan.

Justru dirinya terkesan menyalahkan warga DKI dan daerah penyanggah DKI dengan angka DBD tinggi. Menurutnya, saat ini saluran air dan gorong-gorong dibersihakn oleh petugas PPSU. Berarti jentik itu munculnya dari rumah-rumah warga. Seharusnya petugas jumantiknya harus berasal dari penghuni rumah itu sendiri. ”Masak setelah ada yang terkena DBD yang dicari Dinas Kesehatan. Yang bener aja,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan