Ancam Jembatan Lain

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran melansir, ada dua warga meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor di Kecamatan Langkaplancar dan Kalipucang, Minggu (9/10). Keduanya tewas tertimbun longsor.

”Korban warga Kecamatan Kalipucang dan Langkaplancar, meninggal karena tertimbun material longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Pangandaran Nana Ruhsena, kemarin (10/10).

Dia mengatakan, korban teridentifikasi Iqbal, 7, warga Ciparakan, Kecamatan Kalipucang dan Barjo, 53, warga Dusun Cirando, Desa Jatimulya, Kecamatan Langkaplancar.

Kedua korban tersebut dibawa ke puskesmas terdekat, selanjutnya diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. ”Kedua korban jiwa karena bencana longsor. Sedangkan bencana banjir tidak ada korban jiwa,” katanya.

Dia mengatakan, hujan deras yang berlangsung sejak Sabtu (8/10) sampai Minggu (9/10) menyebabkan banjir bandang dan longsor melanda beberapa daerah di Pangandaran. Banjir luapan sungai tersebut menyebabkan pemukiman penduduk terendam, bahkan harus mengungsi untuk menghindari bahaya banjir.

Selain merendam rumah dan badan jalan nasional, jembatan utama menghubungkan Pangandaran-Ciamis amblas sehingga tidak dapat dilalui kendaraan. ”Jembatan di Putrapinggan amblas akibatnya jalan terputus,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan, segera memperbaiki jembatan Putrapinggan di Pangandaran yang rusak diterjang air sungai. Sebab, jembatan tersebut memiliki peran cukup vital untuk lalu lintas kendaraan di jalur nasional.

Heryawan mengatakan, Dinas Bina Marga Jawa Barat sudah melakukan langkah teknis dengan memasang bailey (jembatan sementara). Sehingga transportasi tidak terlalu tersendat.

”Bailey dipasang satu arah dulu untuk darurat. Kemudian, nanti akan dipasang lagi agar bisa dua arah,” kata Heryawan di Gedung Sate, kemarin (10/9).

Berdasarkan Informasi yang dia peroleh, ambrolnya jembatan itu diakibatkan oleh arus air deras yang membawa berbagai material seperti batu, lumpur dan puing-puing kayu. Akibat kejadian ini, pihaknya akan segera melakukan pembangunan kembali jembatan tersebut dengan kontruksi lebih kokoh. ”Tapi, pondasi sekuat apapun, ketika banjir bandang, ya begini,” katanya.

Staf Data dan Informasi BMKG Bandung Yuni Yulianti mengatakan, amblasnya jembatan tersebut kemungkinan juga mengancam jembatan lainnya di Jabar. Sebab, curah hujan yang sangat tinggi yang mengakibatkan adanya tekanan air di atas tanah. ”Kondisi resepan tanah juga sangat buruk akibat lahan gersang dan kerusakan di hulu sungai,” kata Yuni, kemarin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan