Anak Sekolah Agen Perubahan Lingkungan

bandungekspres.co.id, CIMAHI –  Anak usia sekolah diharapkan dapat menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah maupun di rumahnya masing-masing. Wakil Wali Kota Cimahi Sudiarto, mengharapkan dengan keadaan seperti itu akan terwujud lingkungan sekolah sehat yang bersih.

”Termasuk juga nanti itu siswa dan siswinya juga jadi sehat, cerdas dan peduli lingkungan serta berdaya saing demi kemajuan bangsa negara dan agama menjadi penerus yang unggul,” kata Wakil Walikota Cimahi Sudiarto, saat menerima tim rechecking evaluasi  sekolah sehat tingkat Provinsi Jawa Barat di Madrasah Aliyah Negeri Cimahi, Jalan Kihapit Leuwigajah,  kemarin(16/11).

Lebih lanjut dia menggatakan, salah satu modal pembangunan nasional adalah sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas baik secara fisik, mental, dan sosial serta mempunyai produktivitas yang optimal.

“Untuk itu diperlukan upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus dimulai dari sejak dalam kandungan, usia balita, usia sekolah, sampai usia lanjut, ,” ujarnya

Menurut Sudiarto,  sejalan dengan visi Kota Cimahi yaitu mewujudkan Cimahi CERDAS (Creative, Egalitair, Responsif,  Dinamis, Agamis, Sinambung). Maka kata dia, kelompok remaja (umur 10-19 tahun) sebagai generasi penerus pembangunan di masa datang memiliki potensi yang strategis, pada periode tersebut remaja memerlukan informasi dan pengetahuan yang cukup agar memahami dan mampu menghadapi perubahan yang dialaminya.

“Pada umumnya derajat kesehatan remaja lebih baik dibanding bayi dan balita. Dimana angka kesakitan dan kematian relatif rendah,” imbuhnya.

Akan tetapi masalah kesehatan yang dialami remaja tersebut sebut dia sangat kompleks, mulai dari yang bersifat fisik seperti anemia, masalah kegemukan, juga masalah mental-kejiwaan. Seperti gangguan belajar, masalah perilaku beresiko seperti merokok, hubungan seks pra nikah, sampai masalah penyalahgunaan napza dan terjangkit ims bahkan hiv/aids. “Sehingga diperlukan adanya intervensi melalui pendekatan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan remaja,” katanya

Dan untuk mengatasi masalah kesehatan remaja diperlukan pendekatan yang adolescent friendly (peduli remaja), baik dalam penyampaian informasi maupun penyediaan layanan kesehatan. Peningkatan wawasan dan keterampilan pada kader kesehatan remaja diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kelompok remaja, serta memberikan pengaruh baik terutama dalam meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan remaja.

Tinggalkan Balasan