Alamsyah Cheung dan Darren Suciono yang Mengotaki Aplikasi Fox Logger

Untuk Pantau Kendaraan, Anak, sampai Suami

Aplikasi yang dikembangkan Alamsyah Cheung dan Darren Suciono ini membantu pemerintah Jakarta memantau perjalanan seribu truk sampah. Tak menyangka konsumen juga memakainya untuk mengungkap perselingkuhan.

ILHAM WANCOKO, Jakarta

BEGITU telepon diangkat, dari seberang sana langsung terdengar suara seorang perempuan menangis. Cukup lama. Tanpa sedetik pun menceritakan apa yang menjadi penyebab air matanya terurai.

”Tentu kami kebingungan ada apa ini,” ujar Alamsyah Cheung mengenang kejadian pada akhir tahun lalu itu.

Ketika itu Fox Logger, aplikasi yang dia bidani kelahirannya bersama Darren Suciono, telah beberapa bulan dipasarkan. Si perempuan yang menelepon call center Fox Logger tadi ternyata salah seorang pemakainya.

Setelah agak tenang, baru perempuan tersebut bercerita, berkat Fox Logger yang dipasang di mobil suaminya, dirinya jadi tahu belahan hatinya itu ternyata kerap parkir di sebuah hotel di Jakarta Pusat. Padahal, saat pamit, dia bilang ke kantor.

”Akhirnya si ibu ini malah curhat ke call center. Sampai minta untuk (suaminya) bisa digerebek di hotel dan sebagainya he he he,” ucap Alamsyah yang didampingi Darren.

Fox Logger memang aplikasi yang bisa melihat data sebuah kendaraan telah menjelajah ke mana saja beserta jaraknya. Dengan mengetahui rute perjalanan, perilaku pengendara pun bisa diketahui. Ada juga fitur penghitung konsumsi bahan bakar. ”Kami berusaha membuat segala sesuatunya menjadi terukur,” kata Darren.

Pemprov DKI Jakarta termasuk salah satu pengguna aplikasi tersebut. Fox Logger dilirik untuk mengawasi truk-truk pengangkut sampah. ”Pemprov mengetahui Fox Logger dari proposal yang kami kirimkan,” ujar Alamsyah.

Berliku jalan yang harus ditempuh Alamsyah, seorang penjual alat global positioning system (GPS), dan Darren yang berkecimpung di dunia online marketing untuk sampai ke titik sekarang ini. Titik ketika aplikasi mereka kian luas digunakan. Bahkan mendapat kepercayaan dari pemerintah Jakarta.

Berawal dari diskusi ringan pada Mei 2015, dua sahabat itu akhirnya sepakat membuat aplikasi GPS. Ide dasarnya ingin memadukan GPS dengan smartphone. ”Kami ini seperti menggabungkan kemampuan offline dan online,” kata Alamsyah.

Tinggalkan Balasan