Akan Bangun Museum Foto KAA

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Kegiatan Konferensi Asia Afria (KAA) pada 1955, masih teringat jelas di benak Inen Rusman. Sebab, pria yang ditunjuk oleh Departemen Penerangan itu menjadi juru foto selama berlangsungnya KAA.

Sejumlah tokoh berhasil diabadikan dengan menggunakan kamera buatan Jerman. Selain tokoh Presiden RI Soekarno, Inen juga pernah mengabadikan Perdana Menteri (PM) Ali Sastroamidjojo, PM Sri Lanka John Kotelawala, PM India Jawaharlal Nehru, PM Birma/Myanmar U Nu, dan PM Pakistan Muhammad Ali bahkan ”si perempuan besi” Margaret Thatcher. Kini, kamera itu disimpan di Museum KAA.

Menurut pria 82 tahun, dengan teknologi yang belum menunjang, pihaknya mengakui begitu kesulitan untuk memotret momen itu. ”Tapi, untung saja saya punya tim yang bekerja sebagai dokumentasi ketika KAA 1955,” kata Inen ditemui di rumahnya, belum lama ini.

Untuk menghasilkan sebuah foto, dia menjelaskan, semua harus dilakukan secara manual. Mulai mengisi kamera dengan film, memotret hingga memprosesnya di kamar gelap. Lalu ditambah lagi dengan keahlian sebagai fotografer tidak semua orang memiliki pada masa itu. ”Kita harus bekerja secara ekstra dan foto yang kita ambil dibagi-bagikan juga kepada tamu negara,” ungkapnya.

Beberapa foto KAA masih terpajang rapi di rumah. Dia mengatakan, sebagian besar koleksi foto miliknya hangus terbakar beberapa tahun lalu. Foto yang berhasil dia selamatkan adalah ketika Presiden Pertama Republil Indonesia, Ir Soekarno melakukan kunjungan kerja ke Bandung.

Ada juga foto Jenderal Besar AH Nasution serta beberapa pejabat Kodam III/Siliwangi. Ada juga foto dirinya bersama orang-orang penting lainnya. Menurut dia, foto-foto tersebut sempat dipamerkan ketika perubahan nama Jalan Cikapundung Barat menjadi Jalan Soekarno.

Dia mengaku, berniat membuat museum foto KAA di rumahnya. ”Saya ingin membuat museum foto di rumah saya. Semua foto yang dipamerkan diambil ketika saya memotret KAA 1955 dulu,” ungkapnya.

Foto hasil karya Inen yang disimpan di MKAA ditetapkan sebagai Warisan Ingatan Dunia atau Memories of The World oleh UNESCO-PBB 2015 lalu. (nit/rie)

Tinggalkan Balasan