Air Mata untuk Rudy Habibie

Salah satu film Indonesia yang paling dinanti tahun ini, Rudy Habibie, mulai diputar kemarin (30/6). Respons pasar sesuai dengan harapan MD Pictures sebagai studio yang memproduksi film itu. Ditayangkan di 257 layar, film yang disutradarai Hanung Bramantyo tersebut sudah disaksikan tak kurang dari 105 ribu penonton. ”Target opening day sudah terpenuhi,” kata bos MD Pictures Manoj Punjabi.

Banyak adegan emosional yang ditampilkan dalam film berdurasi 140 menit itu. Chelsea Islan, 21, sebagai pemeran Ilona Ianovska, pun mengaku beberapa kali terbawa suasana. Dia mengatakan, ada satu adegan yang membuatnya tersentuh sehingga akhirnya menangis. Yakni, adegan ayah Rudy Habibie meninggal saat mengimami keluarganya salat Isya.

”Saya nangis juga pas nonton bagian-bagian ayah Rudy meninggal saat jadi imam. Dan Rudy menggantikannya sampai salat selesai. Barulah setelah itu keluarga nangis,” kata Chelsea.

Chelsea menuturkan, sebagai pemain, dirinya sudah tahu bahwa dalam film akan ada adegan tersebut. Namun, tetap saja, saat melihat langsung adegan itu, dia tidak mampu mengendalikan emosi. Perasaan haru menyeruak. Selain adegan tersebut, tambah Chelsea, masih banyak adegan yang tidak kalah mengharukan. Terutama jika berbicara soal perjuangan Rudy dari nol untuk menjadi tokoh besar seperti sekarang. ”Nonton dari awal sampai akhir itu bikin terharu. Selain mengharukan, kisahnya juga inspiratif banget,” tuturnya.

Tokoh yang diperankannya, papar Chelsea, juga inspiratif. Ilona yang berdarah Polandia-Jerman punya kecintaan yang begitu dalam terhadap Indonesia. Dia juga cerdas dan berprinsip. Itu juga yang membuat Chelsea ingin memerankan tokoh Ilona. ”Saya suka karakter dia. Dia orang asing, tapi cinta sama Indonesia. Kok bisa ya nasionalismenya tinggi,” jelas gadis kelahiran Washington DC, 2 Juni 1995, itu.

Terkait dengan tokoh yang dimainkannya, Chelsea, yang tidak punya darah Polandia atau Jerman, mengaku tertantang. Chelsea harus bisa mengubah cara bicaranya. Ilona diceritakan kerap menggunakan bahasa Jerman dalam percakapan. Sesekali dia berbahasa Indonesia, tapi tetap dengan logat Jerman.

Karena itu, Chelsea ngebut mengambil kelas bahasa Jerman sebelum syuting. ”Satu bulan ikut kelas bahasa. Itu sih mepet banget ya. Jadi, harus adaptasi on the spot juga. Untungnya, ada coach yang memonitor dialognya,” tutur kekasih Chicco Jerikho itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan