15 Pejabat Eselon II Dirotasi

[tie_list type=”minus”]Harus Sesuaikan Strategi Pencapaian Target[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Wali Kota Bandung Ridwan Kamil merotasi jajaran pejabat Eselon II dalam struktur pemerintahannya. Sebanyak 15 pejabat Eselon II yang terdiri dari kepala dinas, asisten daerah dan staf ahli resmi dirombak dan dilantik Ridwan Kamil di Gedung Serbaguna, Balai Kota Bandung, Jawa Barat, kemarin (13/1).
Dalam sambutannya, wali kota yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan, rotasi mutasi melewati tahapan yang selektif. ”Masukan instansi vertikal jadi salah satu pertimbangan,” tukas dia. Dalam berorganisasi sahut Emil, mutasi substansinya guna mewujudkan tim yang kuat. Selain menciptakan suasana harmonis juga merealisasikan janji-janji saat kampanye. ”Tim itu ibarat sebuak klub sepak bola. Harus menyesuaikan dengan strategi target,” kata Emil.
Dalam kamus Emil, perpindahan pejabat tidak mengenal istilah di parkirkan. Sebab, setiap saat perubahan dapat dilakukan. Pemanggilan dan penempatan sesuai kapasitas dan kapabilitas untuk kebutuhan organisasi. ”Kami (wali kota, wakil wali kota, dan sekda kota) tidak banyak waktu lagi. Seluruh ASN harus memperlihatkan kinerja yang optimal. Mereka harus menyesuaikan ekspektasi pimpinan, kalau tidak, nggak bisa diterima sebagai teamwork,” tegas Emil.
Mekanisme monitoring aparatur ada penilaian tiap bulan. Bekerja sesuai target kami pun akan menilai dengan objektif. Jangan pernah main-main dengan integritas dan gratifikasi. ”Kami konsen. Intinya, jangan merusak integritas kartena kami tidak segan melakukan tindakan,” ujarnya. ”Berikan pelayanan maksimal sesuai harapan masyarakat,” sambung Emil.
Sejauh ini, jelas Emil, tantangan semakin komplek. Pejabat harus miliki gagasan dan inovasi, bukan selalu minta arahan dari pimpinan. ”Bandung masih banyak masalah, terutama urusan banjir dan kemacetan. Itu jadi ukuran, sebab di tahun 2016 ini, Bandung harus antisipasi banjir dan minimalisir kemacetan,” ucap Emil, seraya menyebut Indeks ekonomi 8.8 persen, kemiskinan berkurang, infrastruktur prioritas dan tantangan, transportasi mahal dan rumit, serta indeks kebahagian harus dipertahankan.
Selain itu, kinerja birokrasi yang sudah membaik dengan nilai 80 (sakip), dinilai Emil menggelitik. Itu buat saya jadi greget, karena seolah sulit mengejar WTP, ”Bagian aset harus ada perubahan signifikan. PPDB tahun ini harus sempurna, dinamika tahun lalu tidak tertulang,” harap Emil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan