1.300 Pelajar SMA Jadi Relawan

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Menjawab tantangan Wali Kota Bogor Bima Arya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menggelar acara bertajuk Berbagi Buku bagi Tunanetra bersama Yayasan Mitra Netra di Plaza Balai Kota Bandung kemarim (14/9). Sebanyak 1.300 pelajar SMA se-Kota Bandung menjadi relawan dalam kegiatan Tantangan Berbagi Buku untuk Tunanetra tersebut.

Metode penggalangan relawan yang mengetik buku-buku fiksi maupun non-fiksi untuk dikonversi menjadi bentuk digital dan braile, menjadi kegiatan yang cukup menarik. ”Alhamdulillah, Bandung melebihi yang diharapkan. Ada 1.300 anak disiapkan menulis 1.500 buku,” tutur pria yang akrab disapa Emil ini.

Dia pun menjadi bagian dari  menyelesaikan ketikan buku ”Legenda Sangkuriang” setelah membuka dan meresmikan acara. Usai melaksanakan tantangan, Emil lalu menantang Wali Kota Makassar Dani Pomanto untuk turut menggelar kegiatan serupa di Kota Makassar.

Karena ini gerakan untuk meng-Indonesia, di bawah motivasi dari ibu Anita Chairul Tanjung, saya menantang Wali Kota Makassar, kota terbesar di timur, agar menggemakan gerakan ini di Indonesia bagian timur. Kepada Pak Dani Pomanto, kalau mendengar dan melihat, mari dukung berbagi buku tunanetra di kota kita masing-masing,” imbuh Emil.

Kota Makasar dipilih Emil, agar gerakan tersebut dapat  menyebar luas hingga ke seluruh Indonesia. ”Pertimbangan sebaran merata jauh lebih terasa. Menurut pendapat saya, kalau masih di Pulau Jawa, gemanya agak masih di situ-situ aja. Tapi kalau langsung ke timur, di Jawanya sudah dihebohin sama Bogor dan Bandung, yang timurnya kita hebohkan dan kita ramaikan dari Makassar, mungkin nanti terus ke wilayah-wilayah timur lainnya,” tutur Emil.

Melalui kegiatan tersebut, Emil mengaku terinsiprasi untuk mengembangkan kegiatan yang serupa. Dia ingin memanfaatkan pengikut media sosialnya yang telah mencapat 4,1 juta akun untuk menyebarluaskan kampanye ini.

”Jadi rencananya kalau dengan media sosial, siapapun boleh ngetik di manapun. Nanti hasilnya dikirim ke sebuah alamat, nanti alamat itu yang meng-collect si hasil ketikannya, dan dikonversi jadi buku digital dan buku braile. Jadi tidak dibatasi,” sebut Emil.

Tak sampai di sana, orang nomor satu di Bandung ini,  menggagas agar bantuan untuk mengkonversi buku fisik menjadi digital dan braile bisa dilakukan lebih masif. ”Kita punya ratusan ribu anak sekolah kan, ini hanya 1.300. Kalau saya rutinkan, tinggal bukunya tolong dibantu, mungkin oleh sebuah kurasinya, buku apa yang bisa kami transformasikan. Mudah-mudahan hal ini jadi rutin. Itu semangat dari Bandung,” kata Emil.

Tinggalkan Balasan