Warga Cieunteung Resah

Yully s. yulianti/bandung ekspres

[tie_list type=”minus”]Khawatir Danau Retensi Sebatas Wacana[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Kegelisahan mulai meliputi Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah. Mereka khawatir, tanah rencananya akan dijadikan danau retensi atau penampung air, malah disalahgunakan untuk kepentingan komersial.

Kekhawatiran tersebut muncul dalam kegiatan persiapan pembebasan lahan untuk pembangunan danau retensi Cieunteung di Aula Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, kemarin (30/12).

Warga Kampung Cieuenteung, Anah, 55, mengatakan, di bersama warga lain di Cieunteung rela meninggalkan kampung halamannya demi mengatasi permasalahan banjir tahunan di Baleendah dan sekitarnya.

”Tapi siapa yang menjamin kalau nantinya benar-benar akan dijadikan danau retensi. Kami minta ketegasan pemerintah supaya menjadikan kawasan ini sebagai danau retensi dan keperluan publik,” paparnya.

”Kalau malah dibangun jadi yang lain-lain, saya akan menggugat,” kata Anah saat sosialisasi antara BBWS dan masyarakat Kampung Cieunteung kemarin (30/12).

Anah mengungkapkan, pengorbanan warga Cieunteung untuk meninggalkan tanah kelahirannya demi dijadikan danau resapan harus dirasakan oleh warga lain. Sebab, mereka juga ikut berupaya mencari penyelesaian masalah banjir. Dengan begitu, tidak akan terjadi banjir tahaunan kembali di Baleendah dan sekitarnya akibat luapan Sungai Citarum.

Sementara itu, Ukas, 52, salah seorang warga Cieunteung lainnya berharap, pemerintah merelokasi warga Kampung Cieunteung ke sebuah lokasi yang masih di Kecamatan Baleendah. Dia mengkhawatirkan dampak sosial yang muncul jika warga Kampung Cieunteung disebar untuk memilih sendiri tempat tinggal barunya.

”Kami ingin tetap berkumpul walaupun pindah tempat tinggal karena dari lahir juga bersama-sama. Supaya nanti identitas kami sebagai warga Cieunteung tidak hilang. Lokasinya bisa saja disediakan pemerintah untuk kami,” ungkap Ukas

Ukas meminta, pemerintah menawarkan harga tanah yang sesuai dengan pasaran harga tanah di Baleendah. Dirinya khawatir uang pengganti dari pemerintah tidak cukup untuk membeli rumah di Baleendah jika pemerintah tidak merelokasi mereka dengan seksama.

Warga Kampung Cieunteung lainnya, Dedi mengatakan, berharap proses pembebasan lahan untuk danau retensi ini segera terealisasi dan selesai. Dengan demikian, warga Kampung Cieunteung bisa segera pindah ke rumah baru dan Baleendah jadi bebas banjir. ”Saya jadi bingung kenapa yang dibahas ini sama terus dari dulu, tidak tahu kapan pelaksanaan pembebasan lahannya. Warga ingin cepat-cepat saja dengan kesepakatan yang baik di kedua pihak,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan