Walhi Imbau Tak Bakar Sampah

[tie_list type=”minus”]Berbahaya bagi Kesehatan Lingkungan[/tie_list]

CIPATAT – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan masyarakat agar tidak membakar sampah. Pasalnya, membakar sampah akan menimbulkan masalah baru, yakni menghasilkan senyawa beracun di udara.

sampah
IstimewaLEBIH BERSIH: Petugas kebersihan tengah menyapu sampah di jalanan. Demi kesehatan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) meminta masyarakat agar tidak membakar sampah.

”Harusnya pengolahan sampah bukan malah menimbulkan masalah baru. Dalam Undang-undang nomor 18 tahun 2008 mengatur lingkungan hidup yang sangat canggih untuk mengolah sampah. Seharusnya hal tersebut dilakukan di setiap setiap kota/kabupaten yang ada di Indonesia,” ujar Meiki W. Paendong, pengurus Walhi kepada Bandung Barat Ekspres di Padalarang belum lama ini.

Menurut dia, tidak semua sampah yang dibakar dapat diproses secara sempurna. Salah satunya plastik yang akan menghasilkan senyawa beracun berupa dioxin saat dibakar. ”Dioxin sendiri merupakan senyawa yang sangat tahan lama. Sebab senyawa tersebut tidak mudah terurai di alam maupun di dalam tubuh,” jelasnya. Menurut dia, bagi kesehatan, senyawa dioxin dapat menyebabkan kematian meski dalam pada konsentrasi yang rendah.

Bukan hanya itu, senyawa dioxin dapat menganggu sistem imun, syaraf dan hepatitis. Sementara, pada ibu hamil dapat menimbulkan efek terhadap reproduksi atau perkembangan. Seperti keguguran, kemandulan dan kelainan bawaan saat lahir.

Jika tercampur di perairan, senyawa tersebut akan dimakan oleh ikan. Mengendap dalam tubuh ikan, lalu dimakan oleh manusia. Jika ikan tersebut dimakan, malah akan menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.

”Solusinya masyarakat jangan membakar plastik dan kertas maupun sampah pertanian di mana saja,” ucapnya. Dia menambahkan, pimpinan setempat dan lingkungan sekitar harus bekerja sama untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan.

Samentara itu, salah satu daerah di KBB yang patut dijadikan contoh pengelolaan sampah yaitu RW 16, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat. Kampung ini sudah bisa mengelola sampah sendiri. Sampah yang terdapat di 192 rumah diangkut sebanyak tiga kali dalam seminggu. Sampah-sampah tersebut di kumpulkan dalam satu tempat dan dipilah. (mg5/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan