Timbangan Kurang, Dewan Berang

[tie_list type=”minus”]Takaran dan Kualitas Raskin Tidak Sesuai[/tie_list]

PASEH – Sejumlah warga di Desa Sukamantri mengeluhkan timbangan beras bersubsidi atau beras raskin yang takarannya selalu kurang. Rata-rata, mereka selalu menerima raskin yang jika ditimbang hanya berisi 13,5 kilogram, yang seharusnya per karungnya berisi 15 kg.

Raskin
EDDY JUNAEDY/JAMBI INDEPENDENT

TAK LAYAK: Beras bagi warga miskin (raskin) di Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi sebanyak 11 ton untuk dibagikan disetiap RT tidak layak di Konsumsi.

Mendapat keluhan tersebut, seorang ketua RW membenarkan kejadian itu ada di lingkungannya. Dia menduga hal tersebut adalah campur tangan oknum yang berbuat curang. Pasalnya, di dalam karung beras bersubsidi itu ditemukan colokan berbentuk pipa besi. ’’Diduga alat tersebut digunakan untuk nyolok karung beras saat mengurangi timbangan,’’ ungkap Ketua RW Desa Sukamantri, Kecamatan Paseh Abdul Malik, saat ditemui Soreang Ekspres (Grup Bandung Ekspres) di Aula Kantor Desa Sukamantri kemarin (8/7).

Menurutnya, jika timbangan tersebut terus berkurang, pihaknya akan kewalahan menghadapi keluhan dari warga. Dia mengatakan, warga tidak ingin tahu kalau memang dari sananya kurang, ’’Mereka tahunya mau kebagian semua. Bahkan satu bulan lalu saya sampai nombok 90 liter, supaya warga tetap aman dan konsudif,’’ keluhnya.

Menanggapi persoalan itu, anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bandung Ir Ma’mun Irawan menekankan, guna mengantisipasi hal itu pihaknya akan memanggil pihak terkait guna dimintai keterangan. ’’Kita sebelumnya akan melakukan koordinasi dengan Kepala Bagian Ekonomi untuk dimintai keterangan. Selanjutnya akan memanggil Kepala Bidang Ketahanan Pangan Kangupaten Bandung,’’ terang Ma’mun.

Seharusnya, kata dia, ketika beras itu dikirimkan dan datang ke desa jangan dulu diterima. Dia menyarankan untuk menimbang dan mengecek dulu keseluruhan berasnya. ’’Kami juga tidak menutup mata, kami tahu soal ini. Dan akan kami tindak lanjuti, kita akan luruskan masalah ini,’’ tuturnya.

Anggota DPRD Kabupaten Bandung Asep R menambahkan, keluhan yang disampaikan warga ini bukan hanya berkisar timbangan saja, melainkan kualitas berasnya pun dipertanyakan. Pasalnya, selain bau apek, juga ujung berasnya menghitam dan terasa pahit setelah menjadi nasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan