Tenggelam tapi Eksis

[tie_list type=”minus”]Meneropong Geliat Musik Pop Sunda Masa Kini[/tie_list]

SEJAK era Nining Maida tahun 90an lalu, nampaknya tidak ada lagi lagu-lagu Sunda yang hits pada sekarang ini. Terlebih, setelah meninggalnya maestro lagu Pop Sunda H Darso, karya-karya lagu Sunda hamper tidak terdengar. Bahkan, seolah tenggelam di tengah persaingan lagu-lagu nasional.

Namun, penduduk Jawa Barat, terutama Kota Bandung dan sekitarnya, mayoritas bersuku Sunda. Sehingga sebetulnya, lagu-lagu Sunda memiliki pangsa sendiri. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya warga di kota-kota Jawa Barat yang berminat terhadap lagu Sunda lewat panggung-panggung hajatan.

’’Ya, walaupun sekarang saya sudah tidak memiliki album baru, masyarakat masih memanggil saya untuk tampil di acara-acara resepsi pernuikahan atau acara perusahaan,” ucap Rita Thalia, salah satu penyanyi pop Sunda, kepada Bandung Ekspres di Padepokan Seni Mayang Sunda, belum lama ini.

Minimnya produksi lagu pop Sunda diakui musisi, produser, sekaligus pencipta lagu Sunda Dose Hudaya. Menurutnya, produksi lagu Pop Sunda saat ini sedang lesu. Dari sisi industri musik dirinya menilai, sejak punahnya era kaset dan banyaknya VCD bajakan, banyak perusahaan rekaman yang gulung tikar.

’’Ayeuna mah kudu make perhitungan atuh, apakah dengan diproduksinya album pop Sunda bisa laku? Sedangkan, sekarang kondisinya tahu sendiri. Sangat sulit untuk menembus pasar,” ucap Dose beberapa waktu lalu.

Kedati begitu, dia meyakini bahwa para pelaku seni, khususnya seniman Sunda sebetulnya telah banyak menciptakan lagu-lagu baru. Tetapi untuk melemparkan karyanya ke pasar, mayoritas seniman menunggu momen yang tepat.

Dose menuturkan, dalam industri musik di manapun, keluarnya sebuah album harus melihat dari aspek pasar sebagai strategi. Sebab, dengan perhitungan yang matang, kebanyakan produser-produser musik ingin agar lagunya bisa laku.

Selain itu, kata dia, pengemasan album tak cukup disertai dengan beberapa terobosan dan inovasi. Tetapi juga harus melihat dari keinginan pasar atau penikmat lagu pop Sunda. ’’Ya sebuah album baru itu kan tidak lepas dari sisi komersial. Mun teu, kitu kumaha nasib para seniman (kalau nggak begitu, bagaimana nasib para seniman),’’ ujar Dose.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan