Tekan Angka Kelahiran

[tie_list type=”minus”]Peserta KB Baru Mencapai 7 Juta Jiwa[/tie_list]

LEMBANG – Untuk menekan jumlah kelahiran di wilayah Jawa Barat, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat gencar melakukan sosialisasi ke berbagai wilayah agar masyarakat dapat menjalankan program keluarga berencana (KB). Hal ini terbukti, sesuai data, hingga 2014 lalu, baru tujuh juta jiwa dari total pasangan usia subur yang mencapai 9,4 juta jiwa yang sudah menjalankan program KB di Jawa Barat.

Kabid Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN Provinsi Jawa Barat, Rudi Budiman menyatakan, tujuan gencar menyosialisasikan program KB ini untuk menekan kelahiran di Jawa Barat. Tercatat, di Jawa Barat angka kelahiran bayi mencapai 900 ribu jiwa setiap tahun. ”Saat ini saja, jumlah penduduk di Jawa Barat mencapai 46 juta jiwa. Jawa Barat merupakan wilayah penduduk terbanyak di Indonesia. Dengan program KB ini, diharapkan jumlah kelahiran juga dapat dibatasi,” kata Rudi kepada wartawan usai menghadiri Acara Pemilihan PLKB,TPD/K, Pos KB Terbaik dan Pasangan KB Lestari Teladan Kategori 10,15,20 tahun Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015, di Lembang, kemarin (8/4).

Menurut dia, salah satu cara untuk menekan angka kelahiran dengan memberikan imbauan kepada pasangan, agar masuk dalam program KB. Nantinya, rata-rata akan menggunakan cara disuntik dan juga mengkonsumsi pil. ”Cara dengan disuntik dan pil ini harus tetap diingatkan kepada pasangan suami istri,” bebernya.

Disinggung apa dampak dan manfaat dari mengikuti program KB, Rudi menuturkan, dengan mengikuti program KB akan mengurangi beban ekonomi yang harus ditanggung oleh pasangan suami istri. ”Kalau tidak dibatasi dalam melahirkan anak, tentu biaya yang harus ditanggung mulai biaya sekolah anak dan kesehatan anak akan membebani cukup tinggi. Makanya, dibatasi dengan mengikuti program KB,” teragnya sambil menyebutkan jumlah penduduk terbanyak di Jawa Barat yakni berada di Bogor disusul dengan Kabupaten Bandung.

Melalui petugas di lapangan, lanjut dia, para peserta KB diharapkan bisa beralih pada penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) melalui ayudi, spiral atau implan. ”Masalahnya, kepesertaan KB didominasi oleh pemakaian alat kontrasepsi suntik dan pil dibandingkan penggunaan MKJP yang lebih efektif menurunkan laju pertumbuhan penduduk,” lanjutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan