Si (.) Tak Protes Lagi setelah Jadi Titik

[tie_list type=”minus”]Mereka yang Terlahir dengan Nama-Nama Tak Lazim (4)[/tie_list]

 

Ada filosofi di balik pemberian nama N dan (.). Di Payakumbuh, kakak beradik O dan Z mengalami banyak kesulitan karena nama mereka.

FEMMY NOVIYANTI, Jepara, FAJAR R. VESKY, Payakumbuh

SUATU siang di sebuah sekolah dasar. ’’Jadi, nama anak kedua Pak Ali siapa?’’ tanya petugas tata usaha sekolah itu. Intonasi suaranya terdengar lebih keras. Terdengar nada kejengkelan di sana.

Nama Unik
FAJAR RILAH VESKY/PADEK
NAMA-NAMA ANEH: O dan Z, kakak beradik memperlihatkan akta kelahiran dan KTP mereka di rumahnya kawasan Limapuluh Kota.

’’Kan sudah saya bilang, namanya (.),’’ jawab Ali dengan nada tak kalah ketus. ’’Oke, saya catat ya, namanya Titik,’’ ujar si petugas.

’’Lho, bukan Titik. Namanya (.),’’ sergah Ali. (Dan perdebatan itu pun berlangsung lamaaa sekali).

Baiklah. Adegan tersebut memang hanya rekaan, bukan reka ulang seperti yang dilakukan polisi saat menyelidiki tindak kejahatan. Tapi, kira-kira itulah risiko yang harus dihadapi Ali setiap mencatatkan nama anak perempuannya tersebut dalam administrasi resmi. Entah dalam akta kelahiran, kartu keluarga, atau di sekolah.

Sebab, petugas mana yang tak akan minimal bertanya empat sampai lima kali, dengan mengorek-ngorek kuping karena takut salah dengar, sambil menahan diri untuk tidak menggebrak meja, jika anak yang didaftarkan bernama (.)? Ya, (.) yang tanda baca itu lho. Bukan Titik seperti pada Titik Sandhora (yang kenal ketahuan umurnya) atau Titik Kamal (oh, maaf itu Titi).

’’Kami pilih nama itu karena kehidupan ini kan selalu berawal dari titik,’’ jelas Ali kepada Radar Kudus (Group Bandung Ekspres).

Sangat dalam. Sayang, suami Kismawati itu tak menjelaskan dari mana filosofi tersebut dinukil. Yang pasti, memang ada yang berpandangan bahwa hidup ini seturut logika geometri: dari titik, lalu menjadi garis, hingga berbentuk bidang.

Tapi, bukankah ada pula yang menyebut bahwa hidup dimulai dari nol? Mengapa tak pakai nama itu saja? Bagi Ali, nol yang terdiri atas tiga huruf itu, barangkali, sudah terlalu merepotkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan