Rp 100 Miliar untuk RSUD Cialongwetan

bandungekspres.co.id– Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cikalongwetan resmi dimulai. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Bandung Barat Abubakar didampingi Wakil Bupati Bandung Barat Yayat T Soemitra, Sekda Kabupaten Bandung Barat Maman S Sunjaya serta dihadiri pihak kontraktor dari PT Nindya Karya kemarin (29/12).

Abubakar mengungkapkan, pembangunan RSUD ini sesuai dengan rencana strategis Pemkab Bandung Barat agar pembangunan fasilitas rumah sakit umum ini berdekatan dengan masyarakat. Sehingga, masyarakat dapat terlayani dengan baik dengan lokasi yang terjangkau. ”Setelah RSUD Cililin dan Lembang beroperasi, kini RSUD Cikalongwetan yang tengah dalam pembangunan,” kata Abubakar usai melakukan peletakan batu pertama.

Menurut Abubakar, sesuai dengan perencanaan bersama pihak kontraktor, pada 15 bulan pertama, pihak kontraktor harus menyelesaikan terlebih dahulu pembangunan gedung. Selanjutnya, pembangunan sarana lainnya harus diselesaikan agar sesuai dengan target. ”Ada tahapan pembangunan mulai dari gedungnya, lalu bangunan rumah sakitnya hingga anggaran untuk alat kesehatan dan lainnya,” katanya.

Abubakar berpandangan, keberadaan RSUD Cikalongwetan ini memiliki fungsi yang bukan hanya pada pelayanan dasar, melainkan merupakan pelayanan rujukan bagi masyarakat seperti rawat inap dan lainnya. ”Kalau hanya sakit biasa bisa ditangani oleh puskesmas. Tapi, kalau penyakit berat yang harus rawat inap, tentu bisa mendatangi RSUD Cikalongwetan ini,” paparnya.

Bahkan, kata orang nomor satu di Kabupaten Bandung Barat ini, keberadaan RSUD Cikalongwetan sangat strategis seiring dengan rencana pemerintah pusat yang akan membangun stasiun kereta api supercepat Jakarta-Bandung akan mulai dibangun di kawasan Walini, Kecamatan Cikalongwetan. ”Ke depan Cikalongwetan ini akan menjadi metropolitan sehingga segala aktivitas dan fasilitas umum seperti rumah sakit sangat dibutuhkan,” bebernya.

Disinggung soal anggaran, Abubakar mengaku pembangunan ini menghabiskan hingga Rp 100 miliar dengan anggaran multiyears (tahun jamak). Sementara saat ini, anggaran baru mencapai Rp 31 miliar dimana Rp 30 miliar merupakan bantuan gubernur dan Rp 1 miliar dari APBD Kabupaten Bandung Barat. ”Kekurangan anggaran ini akan kita usahakan mendapatkan dari sumber lainnya. Kebetulan kepala dinas tengah mencari bantuan seperti ke provinsi, dan anggota DPR RI di bidang kesehatan,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan