Renovasi Masjid Lembang Butuh Rp 3,5 Miliar

LEMBANG – Panitia renovasi Masjid Besar Lembang membutuhkan anggaran sebesar Rp3,5 miliar untuk memperindah kondisi masjid yang sering dikunjungi wisatawan saat berlibur di wilayah Lembang.
Renovasi tersebut bukan hanya sekedar renovasi, melainkan dilakukan perluasan dan peningkatan lantai dari yang tadinya hanya satu lantai, dalam renovasi tersebut menjadi dua lantai.

Mesjid Besar Lembang - Bandung Ekspres
RENOVASI: Panitia tengah berkonsentrasi merenovasi Masjid Besar Lembang. Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp3,5 miliar, kemarin.

Ketua Panitia Renovasi Masjid Besar Lembang, KH. Maman Somantri mengatakan, Masjid Besar Lembang tersebut berdiri pada tahun 1948 lalu. Renovasi ini dilakukannya, untuk menyesuaikan kebutuhan jemaah yang semakin hari semakin bertambah. ”Renovasi ini disesuaikan dengan kebutuhan jemaah. Saat ini masjid tidak bisa menampung jemaah khususnya pada waktu shalat Jum’at. Banyak jemaah yang harus pulang lagi karena tidak kebagian tempat sholat di masjid ini,” kata Maman yang juga selaku Ketua MUI Kecamatan Lembang, kepada wartawan, kemarin.

Adapun Mesjid yang tadinya hanya 200 meter itu hanya bisa menampung sekitar 200 jemaah. Namun pada renovasi kali ini, luas Mesjid akan diperluas menjadi 33×27 meter atau 891 meter persegi  yang diperkirakan dapat menampung sekitar 1500 jemaah. ”Target renovasi kita selesai dua tahun dan sekarang baru 10 bulan. Lantai 1 bisa menampung sekitar 700 jemaah dan lantai 2 bisa menampung sekitar 800 jemaah. Jadi nanti semuanya bisa menampung sekitar 1500 jemaah,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, dana yang terkumpul baik sumbangan dari masyarakat maupun dari Pemerintah KBB, baru mencapai 1 miliar rupiah.

”Bupati Bandung Barat sudah menyumbang Rp 500 juta, sisanya ada yang dari donatur, dari perusahaan-perusahaan yang ada di Lembang, jemaah masjid dan warga masyarakat. Panitia juga sepakat menyumbang minimal Rp 500 ribu per orang dengan cara dicicil,” imbuhnya.

Sedangkan untuk pembangunan renovasi tersebut, pihak panitia baru melibatkan 12 orang pekerja yang sistem kerjanya per hari. Hal itu juga disesuaikan dengan anggaran yang ada. ”Baru 12 pekerja, saat ini antara buruh kerja denga harga bahan sudah berimbang bahkan bisa lebih,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan