Ratusan Warga Satu Desa Diserang Penyakit Aneh

SERANG – Warga Desa Parakan, Kecamatan Jawilan, Serang, Banten, dirundung kegalauan. Pasalnya, ratusan warga desa itu diserang penyakit aneh.

Anggota DPRD Kabupaten Serang dari daerah pemilihan II Gembong Rudiansyah Sumedi mengatakan, penyakit tersebut menyerang jaringan kulit warga dan membuat kulit bernanah. Yang lebih aneh lagi, penyakit itu hanya menyerang warga di Desa Parakan. ’’Ada beberapa kampung yang terkena penyakit itu. Kecurigaan masyarakat sih dari perusahaan di sekitar situ. Di situ kan ada pabrik pengolahan limbah,’’ kata Gembong kepada Banten Raya (Grup Bandung Ekspres).

Gembong mengaku, mendapatkan kabar tersebut dari anggota DPD RI Syadeli Karim. Warga setempat menurut Gembong ternyata lebih memilih melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah pusat. Sebab, tidak percaya dengan pemerintah daerah setempat. ’’Masyarakatnya juga takut melaporkan karena katanya ada intimidasi,’’ kata Gembong.

Dia mengatakan, bahwa penyakit tersebut menyerang warga baru-baru ini. Penyakit diawali dengan gatal-gatal hebat yang kemudian berujung perih dan kulit bernanah. ’’Saya sudah berbicara dengan Kepala BLH (Badan Lingkungan Hidup) Pak Irawan. Kata Pak Irawan, secara teknis, pabrik pengolahan limbah tersebut layak. Hanya memang lokasi pabriknya dekat sekali dengan permukiman. Antara 50 meter sampai 100 meter,’’ kata Gembong.

Camat Jawilan Sukirman mengatakan bahwa wabah tersebut ditemukan pada Desember 2014. Tim dari Pemprov Banten bahkan sudah datang langsung ke lokasi dan mengecek masyarakat. Warga yang terkena penyakit aneh itu digratiskan jika berobat ke puskesmas. ’’Saya belum tahu penyebabnya. Banyak yang kena tapi belum tahu jumlah pastinya,’’ kata Sukirman.

Kasubag TU Puskesmas Jawilan Imas Sugiarti mengatakan, bahwa jumlah warga yang terkena penyakit aneh tersebut mencapai 280 orang. Imas dan pihak puskesmas juga mengaku tidak tahu apa penyakit tersebut karena langsung ditangani Pemprov Banten. ’’Sampai sekarang kita juga enggak tahu penyebabnya. Tapi memang diduga dari limbah asap pabrik,’’ kata Imas. (fik/hen)

Tinggalkan Balasan