Rasio Elektrifikasi Rendah

Ribuan Wraga Lembang Belum Menikmati Listrik

LEMBANG – Rasio elektrifikasi di Kecamatan Lembang masih rendah. Padahal, Lembang dikenal sebagai pusat objek wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pasalnya, berdasarkan data dari PLN Rayon Lembang, ada ribuan Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Lembang belum bisa menikmati listrik.

Rasio Elektrifikasi
PEMASANGAN: Seorang teknisi tengah memperbaiki jaringan listrik. Saat ini, ribuan warga di Kecamatan Lembang masih belum memasang listrik.

Sesuai data pelanggan PLN ada 39.668 KK yang sudah menikmati listrik dari jumlah 46.826 KK di Kecamatan Lembang. Artinya masih ada sekitar 7.158 KK di Lembang yang belum teraliri listrik. Seperti yang paling banyak di RW 12 Desa Suntenjaya Lembang, di sana terdapat 20 KK yang belum teraliri listrik.

Manager PLN Rayon Lembang Ali Ghorky menyatakan, ribuan warga masih belum menikmati aliran listrik di wilayah Lembang. ”PLN hanya merupakan operator teknis yang melayani listrik. Selebihnya untuk program Lisdes merupakan tanggung jawab dari pemerintah, yang mana pemerintah akan mentenderkan kepada pihak ke tiga untuk melakukan pengajuan pemasangan meteran baru kepada PLN,” kata Ali kepada wartawan, kemarin (5/2).

Sedangkan untuk pemasangan umum, menurutnya, warga masyarakat bisa menghubungi Call Center di 123. Untuk websitenya bisa mengklik www.pln.co.id. dan sosial media. Dengan tarif biaya pemasangan mulai dari Rp444.000 untuk daya 450 watt, yang terdiri dari BP, Token dan Meterei belum termasuk biaya instalasi dan Sertifikat Laik Operasi (SLO).

Sementara itu, Camat Lembang Endang Hadiat mengatakan, jumlah tersebut tidak serta merta merupakan jumlah warga Lembang yang belum teraliri listrik. Pasalnya, tidak setiap KK memiliki bangunan rumah sendiri yang harus menggunakan listrik sendiri. Bahkan dalam satu kasus, satu bangunan rumah terdapat beberapa KK.

Hal inilah yang menjadikan banyak KK di Lembang belum bisa dikatakan menikmati listrik sendiri. ”Dalam satu rumah itu ada 2 KK bahkan lebih. Biasanya ada pasangan yang baru nikah ada yang masih menumpang di rumah orang tuanya, atau banyak kemungkinan lain yang menyebabkan dalam satu rumah terdapat beberapa KK,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan