Prajurit Penjaga Andalkan Pondok Cinta

[tie_list type=”minus”]Menengok Tapal Batas RI – Malaysia di Long Nawang, Malinau  [/tie_list]

Pemerintah menjanjikan perubahan total wajah perbatasan. Pos lintas batas (PLB) sebagai salah satu gerbang negara yang se­lama ini dijaga TNI termasuk yang akan dipermak. Jawa Pos berkesempatan menengok pos lokasi yang terisolasi di Malinau, Kaltara, bersama perwakilan Kemendagri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan.

BAYU PUTRA, Malinau

TIDAK mudah mencapai PLB Long Nawang, Malinau. Minggu (16/8) itu rombongan harus melintasi jalur provinsi sejauh 32 kilometer (km) dengan mobil four-wheel drive. Kami harus melalui jalur tanah berbatu. Tidak ada aspal.

Meski belum lama ini dilakukan pengerasan, tidak semua bagian jalur itu rata. Masih banyak yang benar-benar off-road. Ditambah lagi, jalur tersebut melintasi kawasan perbukitan Kalimantan Utara (Kaltara) yang cukup terjal. Tak pelak, rombongan yang duduk di bak belakang mobil terbanting-banting.

Di belantara rimba Kaltara, beberapa kali rombongan melewati area yang pepohonannya habis dibakar. Itu menandakan warga yang hendak membuka ladang baru. Kicau burung dan langit yang bersih tanpa awan turut menemani perjalanan.

Untuk masuk ke Desa Long Nawang, Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) bersama rombongan harus menggunakan pesawat turbo propeller yang berkapasitas 12 penumpang

Kami terbang selama satu jam dari Bandara Juwata, Tarakan, menuju Bandara Long Ampung di Desa Long Ampung, Malinau, dengan panjang landasan 400 meter. Dari Long Ampung, kami masih harus berkendara sekitar setengah jam untuk menuju Desa Long Nawang.

Meskipun masih menjadi bagian dari Kabupaten Malinau, nyaris tidak ada akses dari dan menuju Long Nawang selain jalur udara. ”Tiga tahun terakhir ada akses darat, tapi harus memutar lewat Mahakam Ulu dan Samarinda,” terang Kepala Adat Besar Apau Kayan Ibau Ala yang menerima Jawa Pos di kediamannya.

Artinya, pengendara harus menempuh jarak lebih dari 1.000 kilometer dari Long Nawang untuk sampai ke ibu kota Kabupaten Malinau. Jarak tersebut ditempuh dalam waktu tiga hingga empat hari perjalanan. Jangan bayangkan jalanan mulus beraspal. Sebab, sebagian aksesnya masih berupa jalan tanah yang diratakan oleh buldoser.

Tinggalkan Balasan