Polisi Belum Tanya Saksi

BALEENDAH – Para korban keracunan masal di RT 03, 04, 05 RW 05, Kampung Cibadak, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung sudah berangsur membaik. Tinggal tiga orang yang mendapatkan perawatan intensif di RSUD Al-Ihsan Baleendah. Pihak kepolisian masih menunggu hasil laboratorium yang sudah diambil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, kemarin (25/5).

Keracunan Makanan Masal
YULLY S. YULIANTI/BANDUNG EKSPRESKEJADIAN LUAR BIASA: Sebanyak 91 warga Baleendah keracunan makanan usai menyantap hidangan nasi tumpeng dari hajat tetangganya.

Kapolsek Baleendah, Kompol Suhari yang diwakili oleh Ipda Indra mengatakan, pihak Kepolisian belum bisa memeriksa para saksi. Apalagi saksi utama yang menyelenggarakan syukuran tersebut, karena mereka juga jadi korban.

Namun, yang menyelenggarakan syukuran, yakni Neng Kartika dan Cep Gufron sudah pulang dari rumah sakit. ’’Tapi hari ini (kemarin) anaknya pun masuk ke rumah sakit lagi akibat keracunan tersebut. Jadi kami pun belum bisa meminta keterangan dari mereka,’’ kata Indra saat diwawancara di Mapolsek Baleendah, kemarin.

Indra juga menuturkan, sampel makanan sudah dibawa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung untuk memastikan penyebabnya. ’’Jadi kami juga menunggu kabar dari dinas kesehatan,’’ tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Dr H. Ahmad Kuswadji mengungkapkan, sampel akan diperiksa di laboratorium. Hasilnya baru bisa diketahui dua minggu mendatang. ’’Penanganan dari RSUD Al-Ihsan sudah cukup bagus, pasen yang keracunan hampir semuanya sudah pulang tinggal tiga orang lagi,’’ ungkapnya.

Pihak dinas kesehatan sendiri sudah mengecek ke lapangan, lokasi keracunan masal itu. Ternyata, dari segi tempat tidak memadai. Dari segi kebersihannya pun perlu pembinaan, karena tempat masaknya tidak berkenan dan tidak bersih. ’’Ini bisa menimbulkan risiko penyakit,” ujarnya.

Ahmad menegaskan, masyarakat tidak pernah lapor jika akan melaksanakan hajat. Padahalnya, seharusnya mereka melapor, supaya ada dari puskesmas melihat kelayakana dan melaksanakan pembinaan tentang kebersihan. ’’Penyajian makanan juga tidak bisa sembarangan,’’ tegasnya.

Total semua yang korban keracunan masal ada 91 orang, ucap Ahmad, tapi semua sudah pulang ke rumahnya. Tinggal tiga orang lagi yang masih mendapat perawatan medis. Sementara untuk pembiayaannya dijamin oleh pihak pemerintah alias gratis. ’’Karena ini termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB),’’ ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan