PKL Mulai Menata Diri

SUMUR BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Asosiasi Pekerja Pedagang Kaki Lima (APPKL) Kota Bandung mulai menata pedagang di Jalan Sudirman. Hal ini dilakukan dalam rangka beubeunah jelang Konferensi Asia-Afrika (KAA) ke-60.

Kawasan yang dulunya dikenal kumuh karena tindakan pedagang yang kerap membuang sampah di sisi jalan, saat ini mulai berbenah.

Lapak para pedagang yang sebelumnya dihamparkan dengan menggunakan terpal kini kondisinya mulai berubah. Sebuah tenda semi permanen berwarna putih berjajar rapi di Jalan Sudirman. Tak hanya itu, pedagang yang berjualan diberikan seragam berupa celemek khusus berwarna hijau yang menandakan identitas pedagang di kawasan tersebut

Ketua Asosiasi Pekerja Pedagang Kaki Lima (APPKL) Kota Bandung Iwan Suhermawan menuturkan, tahap pertama penataan PKL di Jalan Sudirman, ada sekitar 300 pedagang yang ditata. Untuk di Jalan Sudirman sendiri, saat ini tercatat ada 620 pedagang yang bejualan di kawasan tersebut. Mereka menjual berbagai komoditas mulai darisayur sayuran, daging dan ikan.

’’Yang baru tertata ini tahap pertama baru 300 unit. Jadi nanti untuk tahap kedua bagian sudirman barat, ini kan baru Sudirman timur. Yang di Waringin sampai ke Jamika, itu nanti tahap kedua nanti kita bangun,” paparnya.

Dia mengatakan, setelah beres KAA, para pedagang tersebut akan kita kumpulkan lagi. Yang ada di Sudirman barat itu untuk ditata seperti ini,’’ ujar Iwan kepada seusai acara Soft Opening Penataan PKL Jalan Sudirman Bandung, belum lama ini.

Iwan menjelaksan, untuk menata PKL di kawasan Jala Sudirman murni berasal dari PKL sendiri. Dengan mekanisme kerjasama dengan pihak sponsor, pedagang membeli tenda seharga Rp 3,5 juta yang dicicil selama 12 bulan.

’’Jadi memang ini biayanya dari pedagang itu sendiri. Keterlibatan sponsor itu membantu penyediaan tenda dan juga celemek. Ke depannya mudah mudahan ini bisa menjadi membuat pedagang sadar menabung,’’ jelas dia.

Tenda tenda pedagang yamg berdiri di sepanjang Jalan Sudirman dapat dibongkar pasang. Sehingga saat jam operasional untuk berdagang habis, tenda kemudian disimpan di tempat penyimpanan khusus. ’’Jadi mereka berdagang mulai dari jam 10 malam sampai 6 pagi. Setelah jam 6 pagi mereka beres beres dan itu dibongkar Jangan sampai ada satu unit pun tenda yamg ada dijalan. Itu nanti disimpan di gudang di sekretariat kami,’’ terang dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan