PKK Harus Siap Mengabdi dan Berkorban

SOLOKANJERUK – Sejumlah kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dituntut harus siap melakukan pengabdian dan pengorbanan. Pasalnya, PKK bekerja di bidang sosial, sehingga memiliki banyak tantangan, halangan juga rintangan dalam melayani masyarakat.

PKK
ISTIMEWA

TUKAR PIKIRAN: Anggota PKK melakukan pertemuan untuk membahas sesuatu masalah. Para kader PKK mesti siap menghadapi tantangan dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian mereka.

’’Ada sepuluh orang kader PKK kecamatan, kalau ditambah kader dari desa, sekitar 300 orang ibu-ibu yang bergabung menjadi kader mengabdi untuk warga,” ucap Sekretaris TP-PKK Solokanjeruk Nia Rosadi kemarin (28/7).
Nia mengatakan, PKK merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Maka itu, mereka diberikan bimbingan kapasitas sebagai kader PKK yang terlibat di posyandu. ’’Dalam mengikuti bimbingan teknis, kita harapkan mereka dapat mengikuti kegiatan dengan baik agar menambah dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dalam rangka pengembangan kader posyandu,” katanya.
Dirinya menyarankan, dalam meningkatkan mutu pengelolaan posyandu, perlu dimantapkan koordinasi dan keterpaduan pembinaan di semua tingkatan pemerintah, mulai dari tingkat bawah hingga atas. Sehingga bila memiliki program di daerah, pemerintah pusat dapat mendorong agar berjalan lancar. ’’Kader yang bina sudah hampir tiga tahun ini banyak prestasi yang diraih, berkat kader posyandu binaan. Seperti kader PKK mampu mendirikan kelompok belajar masyarakat yang ada di tingkat desa,” tukasnya.
Nia menerangkan, PKK memiliki setumpuk pekerjaan, salah satunya sensus penduduk. Selain itu, banyak pula kegiatan yang menyangkut kemasyarakatan yang dikerjakan oleh para kader. ’’Meskipun begitu, kita selalu bekerja ikhlas, cerdas, yang mengeluh wajar, sifatnya manusiawi,” klaimnya.
Walaupun begitu masih banyak ibu-ibu yang berminat untuk bergabung menjadi kader PKK. Pasalnya, selain berkumpul, di organisasi tersebut dapat mempererat tali silaturahmi juga menambah kawan baru. ’’Kita pun berharap adanya honor buat pengganti uang lelah. Tapi semua itu mustahil kami dapatkan, mau dari mana?” tandasnya. (aku/vil)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan