Pesimistis Pada Kekuatan Militer

Menhan Sebut Indonesia Cuma Kuat 3 Hari

JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyiratkan keprihatinannya terhadap dunia ketahanan energi nasional. Gara-gara kurangnya cadangan ketahanan energi, Ryamizard bahkan pesimis Indonesia bisa bertahan jika suatu saat terjadi perang.

Di akun Ryamizard Ryacudu @Ryamizard_R, Menhan menuliskan jika Indonesia berperang, paling hanya mampu bertahan dalam beberapa hari. ’’Info Militer Dunia menulis: Jika Indonesia Perang, Paling Hanya Bertahan 3 Hari, mengapa? Lantaran Indonesia tidak memiliki ketahanan energi yang cukup baik,’’ tulis Ryamizard.

Dijelaskan Ryamizard, hal ini berbeda dibanding dengan negara lain yang memiliki ketahanan energi yang baik. ’’Zero strategic kita. Kita nggak punya ketahanan energi, kalau Indonesia ini diblokir sana sini, kapal perang kita punya. Pesawat tempur kita punya tapi mau diisi bahan bakarnya pakai apa? Pakai air?’’ tulis Ryamizard.

Menhan juga terkesan prihatin karena ada fakta yang mengungkap Indonesia tidak punya cadangan BBM. ’’Cadangan BBM kita jauh dibawah Neg2 tetangga! Bandingkan dengan Malaysia yang punya 30 hari, Jepang dan Korea 50 hari, Singapura 50 hari dengan negara lain yang memiliki ketahan energi yang baik,’’ tutur Ryamizard.

Bagaimana dengan Indonesia? ’’Yang dimiliki Indonesia saat ini adalah cadangan operasional yang digunakan setiap hari, yang disediakan badan usaha yang menyalurkan BBM subsidi, tersebar di SPBU-SPBU dan Depo BMM. Cadangan operasional itu pun hanya 17 hari, bandingkan dengan Malaysia yang punya 30 hari, Singapura 50 hari, Korea 30 hari,’’ tulis Ryamizard.

Menyikapi hal itu, Anggota Komisi I DPR, Elnino M Husein Mohi mengingatkan Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu jangan mengikuti jejak Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno yang sering memberi pernyataan tidak perlu.

’’Menhan mestinya bekerja saja sesuai nama kabinetnya yakni Kabinet Kerja, bukan kabinet bicara. Biarlah yang banyak bicara itu para anggota parlemen sesuai dengan tugas mereka,” kata Elnino MH Mohi, kemarin.

Dia ingatkan, Menhan adalah satu dari tiga triumvirat (bersama Mendagri dan Menlu) yang posisinya sangat strategis apalagi jika negara dalam keadaan darurat kekuasaan.

’’Maka, pernyataan dari triumvirat itu mestinya yang benar-benar perlu untuk dinyatakan ke publik saja. Bukan soal benar atau tidaknya apa yang dinyatakan, tapi soal perlu atau tidaknya untuk dinyatakan,’’ tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan