Pertamax Turun, Premium Anteng

JAKARTA – Anjloknya harga minyak dunia membuat Pertamina sadar untuk menurunkan harga Pertamax. Per 17 Agustus kemarin, Pertamina menurunkan bensin RON 92 Rp 200 per liter. Sayangnya, untuk premium Pertamina masih ogah menurunkan harganya.

pertamina
MAHAL: Pemerintah menurunkan Pertamax sesuai dengan harga minyak mentah dunia yang anjlok. Namun, penurunan tidak diikuti harga BBM jenis premium.

Sebulan terakhir, harga minyak dunia terus anjlok. Dalam perdagangan kemarin, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) hanya dibanderol 41,67 dolar AS per barel. Sedangkan harga minyak jenis Brent Crude harganya sedikit lebih mahal yaitu Rp 48,47 dolar AS per barel. Ini adalah angka terendah sejak 6 tahun terakhir.

Akibat anjoknya harga minyak dunia ini, Pertamina mau menurunkan harga jual pertamax dari Rp 9.450 menjadi Rp 9.250. BBM jenis pertamax plus dan dex juga ikut turun. Harga pertamax plus turun dari Rp 10.500 menjadi Rp 10.300. Sedangkan harga dex turun dari Rp 11.600 menjadi Rp 11.300 per liter.

Wakil Humas Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan, penurunan itu merupakan bentuk penyesuaian Pertamina atas turunnya harga minyak dunia. Berdasarkan perhitungan Pertamina, harga pertamax Rp 9.250 itu sesuai dengan perkembangan harga minyak dunia.

Lalu, bagaimana dengan premium? Wianda beralasan Pertamina hanya menerima tugas dari pemerintah. Makanya, untuk urusan harga premium, dikembalikan ke pemerintah.

”Premium itu BBM jenis khusus. Beda dengan pertamax dan BBM jenis umum lainnya yang bisa kami evaluasi tidap dua minggu. Untuk premium, kami hanya menerima penugasan dari pemerintah untuk mendistribusikannya. Makanya, harus dibicarakan dengan pemerintah,” ucapnya.

Saat ini harga premium masih anteng di Rp 7.300 per liter untuk luar wilayah Jawa dan Bali. Sedangkan untuk wilayah Jawa dan Bali lebih mahal cepek. Harga ini ditetap sejak 28 Maret 2015 saat harga minyak dunia jenis WTI berkisar 53-54 dolar AS per barel.

Meski harga minyak terus turun, Wianda menyatakan premium tidak bisa ujug-ujug turun. Dalam penghitung harga premium, patokannya tidak cuma harga minyak dunia. Kurs rupiah terhadap dolar AS dan biaya penyimpanan, biaya produksi, serta biaya pendistribusian juga dihitung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan