Pertalite Beredar setelah Lebaran

JAKARTA – Rencana PT Pertamina (Persero) untuk mengeluarkan pertalite, mulai mendapat titik terang. Ditjen Migas Kementerian ESDM menyatakan bahwa pekan ini izinnya sudah keluar. Artinya, tidak lama lagi bahan bakar dengan nilai oktan 90 itu bisa dijual kepada masyarakat umum.

Pertalite Beredar setelah Lebaran - bandung ekspres
MUHAMMAD IDHAM AMA/FAJAR/JPNN

JADI PENGGANTI: Penggantian premium menjadi Pertalite akan dilakukan oleh pemerintah setelah Lebaran nanti.

Dirjen Migas IGN Wiratmadja Puja Selasa (9/6) menuturkan, semua berkas Pertamina telah masuk. BUMN energi tersebut perlu segera menyiapkan proses di lapangan, termasuk pola distribusi. ’’Minggu ini izin tambahan produk sudah keluar. Semoga syaratnya terpenuhi,’’ ujarnya.

Setelah syarat didapat, dia menyerahkan sepenuhnya mekanisme distribusi kepada Pertamina. Termasuk jumlah yang harus diproduksi sampai kapan pastinya produk itu bisa dilepas ke pasar. ’’Bergantung pada Pertamina. Mereka harus menyiapkan tangkinya,’’ tutur Wirat.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang belum bersedia berkomentar banyak. Sebab, pihaknya ingin berkonsentrasi menghadapi Ramadan dan Lebaran lebih dulu. Sebelumnya, Pertamina menyiapkan berbagai strategi untuk menjamin ketersediaan pasokan energi. ’’Konsentrasi ke Lebaran. Lebih mikir ke situ karena harus menyiapkan banyak produk,’’ jelas dia.

Alasan tersebut membuat petinggi Pertamina yang akrab disapa Abe itu belum mau buka mulut soal harga jual pertalie. Termasuk besaran bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang siap dijual.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengungkapkan, peluang munculnya pertalite setelah Lebaran masih terbuka lebar. Namun, pihaknya tidak ingin gegabah dalam mengeluarkan produk tersebut. Selain hasil pengujian belum benar-benar di tangan, Pertamina berkonsentrasi menjelang Ramadan. ’’Seminggu lagi sudah masuk bulan puasa. Nanti kami cek, harus setelah Lebaran atau belum,’’ kata dia.

Selain itu, sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, Pertamina harus melaporkan rencana penjualan kepada komisi VII. Dalam pertemuan sebelumnya, anggota parlemen tidak mempermasalahkan aksi korporasi tersebut. Yang penting, Pertamina tidak mengurangi pasokan premium.

Wianda memastikan bahwa bahan bakar itu tetap ada di SPBU yang menjadi tempat penjualan perdana. Pertalite hanya menjadi pilihan baru bagi konsumen. Termasuk membendung beralihnya pengguna pertamax ke premium saat disparitas harga makin lebar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan