Perpustakaan Daerah Harus Lebih Inovatif

BABAKAN CIRAPAY – Agar perpustakaan tidak menjadi tempat penyimpanan buku semata, pengelola dituntut lebih kreatif dan inovatif. ’’Pendanaan bukan faktor utama tapi kemauan memajukan yang menjadi prioritas,” kata Zaenal Mutaqin, anggota Pansus VI DPRD Kota Bandung di sela Festival Baca, kemarin (30/9).

Pansus VI sedang membahas Raperda Penyelenggaraan Perpustakaan. Oleh karenanya, membangun karakter bangsa melalui gemar membaca melalui perpustakaan akan lebih efisien. Ketersedian konten perpustakaan menjadi tanggung jawab pemerintah,” tukasnya anggota Fraksi Golkar itu.

Pendapat senada diungkapkan Rizal Khairul. Dia memaparkan, pengenalan perpustakaan daerah kepada anak usia dini harus dimulai dengan menyelipkan pemahaman budaya lokal. Sehingga, dalam aplikasinya Perputakaan dan Arsip Daerah harus berintregrasi dengan Dinas Pendidikan. ’’Minat baca harus disosialisasikan kepada anak sejak usia dini,” imbuhnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Dede Amar menyambut baik gagasan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung, yang membuat terobosan memasarakatkan minat bica melalui Festival Baca yang melibatkan komunitas di luar kedinasan.

Dalam penilaian mantan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Lengkong tersebut, kegiatan itu diharapkan memberi semangat kepada setiap anak untuk lebih gemar membaca.

Disdik Kota Bandung sudah melakukan terobosan seperti dilaksanakan di SMP Negeri 33. ’’Selama sepuluh menit, guru dan siswa diwajibkan membaca artikel secara bersama-sama,” ucap Dede.

Sementara itu, Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung Adin Muhtarudin menyatakan, target yang ingin dicapai dari Festival Baca, menumbuhkembangkan minat baca di kalangan masyarakat secara umum, khususnya di kalangan pelajar.

Kegiatan itu, selain kampanye mencintai buku juga dalam rangka mencapai tujuan Kota Buku Sejagat Tahun 2017. ’’Hal mendasar dari kampanye itu menekankan pada ngamumule budaya lokal dengan berpikir lokal,” serunya.

Demi tujuan itu, dalam waktu dekat Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung bakal membuka pelatihan seni tradisional Sunda. ’’Selain memberi hiburan, mengenal budaya tradisional akan mewarnai eksistensi perpustakaan hijau kesundaan,’’ pungkas Adin. (edy/vil)

Tinggalkan Balasan