Pedagang Batu Akik Terbagi Dua

Sebagian Setuju Relokasi, Sebagian Tidak

REGOL – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merelokasi pedagang batu akik ke ITC Kebon Kalapa, menuai pro dan kontra. Seperti yang dituturkan sejumlah pedagang di Perempatan Ijan, Jalan Pungkur. Sejumlah pedagang menolak rencana tersebut, karena disinyalir bakal menurunkan omzet.

BATU AKIK -bandung-ekspres
SEDANG NGETREN: Seorang pedagang menunjukkan koleksi batu akik miliknya. Sementara itu di Perempatan Ijan, pedagang mengkhawatirkan omzet jika rencana relokasi mulai aktif.

Namun, berbeda dengan pedagang lain, Azhari, 51. Dia menilai bahwa rencana tersebut cukup baik. Selain bisa mendapatkan lokasi yang lebih nyaman, juga untuk mendukung terciptanya kebersihan di Kota Bandung. ’’Bagi saya, lebih aman direlokasi,’’ kata dia kepada Bandung Ekspres kemarin (15/2).

Namun, Hari (panggilan akrabnya) tak memungkiri kalau hal itu bisa jadi menurunkan pendapatan para penjual batu. Apalagi, kondisi tempat relokasi dinilai tidak sesuai harapan. ’’Tetapi saya survey, daya belinya masih kurang. Penghasilan kami mungkin saja menurun,’’ ujarnya.

Untuk itu, dirinya berharap, ada ketegasan dari pemerintah terkait akan rencana tersebut. Artinya, semua para pedagang yang saat ini mangkal di perempatan Ijan, harus mau direlokasi ke tempat yang sudah disepakati. Hal ini sebagai informasi juga untuk pelanggan tetap yang sudah sering mengunjungi penjual batu di Perempatan Ijan.

’’Kalau seumpama jadi, tentunya semua pedagang direlokasi, jangan tertinggal satu pun. Sebab, otomatis pelanggan akan mencari dan datang ke tempat baru,’’ harap pria yang sudah dua tahun berjualan batu akik ini.

Saat ini, kata Hari, penjualan batu akik di perempatan Ijan sudah mencapai ratusan. Jumlah tersebut belum termasuk pedagang yang sudah terlebih dahulu direlokasi. Oleh karena itu, pemerintah harus dapat menyingkapinya secara bijak. Hari menyebut, pedagang di situ mencapai 150 orang. Padahal, sebelumnya hanya 30-40 pedagang. ’’Apalagi saya mendengar di tempat relokasi (ITC) sudah ada 200 pedagang. Ini tentunya yang menjadi pertanyaan, cukup nggak tempatnya?’’ ungkapnya.

Selain masalah itu, Hari pun menyoroti harga sewa kios. Dia berharap, pemerintah dan pengelola gedung lebih bijak menetapkan harga. ’’Kalau pertama jangan terlalu tinggi, di bawah standar dulu,’’ tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan