Otomotif Berharap Proyek Infrastruktur

[tie_list type=”minus”][/tie_list]Penjualan Mobil Drop 16 Persen

MELAMBATNYA laju roda perekonomian juga dirasakan sektor otomotif. Sepanjang Januari – Mei 2015, penjualan sudah drop alias turun hingga 16 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman M. Rusdi mengatakan, turunnya penjualan disebabkan kurangnya daya beli akibat perlambatan ekonomi dan masih lemahnya harga komoditas. ”Karena itu, kami berharap proyek infrastruktur bisa membantu,” ujarnya saat ditemui di Kantor Wakil Presiden.

Menurut Sudirman, proyek infrastruktur tidak hanya akan meningkatkan permintaan kendaraan-kendaraan komersial, namun juga menggerakkan ekonomi secara keseluruhan, sehingga daya beli masyarakat bisa kembali naik. ”Sekarang sebagian (proyek) infrastruktur mulai jalan, ditambah Idul Fitri, semoga daya beli membaik,” katanya.

Sebagaimana diketahui, tahun ini, pemerintah memang menggelontorkan dana hingga Rp 281 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Angka ini naik signifikan dibanding anggaran 2014 yang sebesar Rp 208 triliun.

 Meski demikian, Sudirman mengatakan jika target penjualan mobil 1,2 juta unit tahun ini akan sulit dicapai. Karena itu, Gaikindo pun merevisi target penjualan ke kisaran 1 – 1,1 juta unit. ”Revisi ini mengacu pada penjualan Mei lalu yang turun lagi,” ucapnya.

Data Gaikindo menyebut, penjualan Mei lalu hanya sebesar 79.236 unit, turun dibanding periode April yang sebesar 81.600 unit. Penjualan Mei ini sekaligus merupakan penjualan bulanan terendah sepanjang tahun ini.

Sudirman menyebut, total penjualan mobil whole sale sepanjang Januari – Mei tercatat sebesar 443 ribu unit, turun 16,6 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 531 ribu. Adapun penjualan ritel Januari – Mei tercatat 432 ribu unit, turun 13,7 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebanyak 501 ribu unit.

Di tengah penurunan tersebut, Sudirman masih menyebut ada perkembangan positif dari jumlah kredit mobil. Menurut dia, tahun lalu penjualan mobil melalui kredit tercatat di kisaran 70 – 75 persen. Tahun ini, seiring ekspansi perbankan maupun perusahaan pembiayaan, porsi kredit mobil sudah mencapai 80 – 83 persen. ”Ini cukup membantu penjualan,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto menambahkan, kondisi sektor otomotif tahun ini memang cukup tertekan dengan lemahnya daya beli. Karena itu, Astra Group yang menguasai sekitar 50 persen pangsa pasar juga memperkirakan target realistis penjualan mobil tahun ini. ”Hitungan kami, pasarnya sekitar 1,05 juta unit,” ujarnya. (owi/mio)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan