Nihil Beras Sintetis

[tie_list type=”minus”]Bupati Pimpin Sidak ke Pasar Soreang[/tie_list]

SOREANG – Bupati Bandung Dadang M. Naser, memimpin langsung inspeksi dadakan (sidak) beras ke Pasar Soreang. Hal itu seiring dengan kekhawatiran masyarakat terkait isu peredaran beras sintesis (beras plastik) yang mulai ramai diperbincangkan.

Dalam kegiatan tersebut, bupati didampingi oleh Kadiskoperindag Popi Hopipah Malik dan Kepala BKP3 Dadang Hermawan. Dia dan jajarannya mendatangi setiap pedagang beras yang ada dipasar tersebut kemarin (21/5).

Dari setiap kios beras, rata-rata mereka menjual beras lokal seperti Beras Soreang dan Beras Ciherang. Dan kisaran harganya pun sekarang sudah cenderung stabil, yaitu diangka Rp 8200-9800/kg. setelah melakukan sidak, bupati dan tim nya tidak menemukan adanya indikasi pedagang yang menjual beras sintesis. Oleh karena itu, Dadang Naser memastikan dan menjamin bahwa peredaran beras sintesis tersebut tidak masuk ke wilayah Kabupaten Bandung.

Dia dapat memberi jaminan karena sebelumnya pihak BKP3 telah berkoordinasi dengan para pedagang besar dan kecil di setiap pasar. ’’Kami berani menjamin demikian karena telah ada komitmen dari para pedagang dan para bandar beras di Kabupaten Bandung pasti akan hal tersebut,’’ katanya kepada wartawan di sela-sela sidak.

Dia mengatakan, adanya beras sintetis tentu saja akan sangat merugikan masyarakat karena pasti mengandung racun atau zat-zat berbahaya jika sampai dikonsumsi. Selain beras yang mengandung plastik, Dadang juga melarang masuknya beras yang dicuci dengan menggunakan pemutih ataupun beras yang diwarnai. ’’Seperti beras merah dan ketan hitam, itu juga perlu diwaspadai,’’ ujarnya.

Walaupun sudah ada komitmen dari para pedagang besar, namun menurutnya masih ada kekhawatiran bisa saja beras-beras tersebut diselundupkan ke pedagang kecil. Maka dari itu, jika ada pedagang nakal pihaknya mengaku akan melakukan tindakan tegas. ’’Bisa dibawa ke ranah hukum,’’tegasnya.

Kemungkinan adanya beras sintetis di Kabupaten Bandung memang sangat kecil. Mengingat wilayah tersebut merupakan produsen padi. ’’Bahkan lima persen beras dari sini biasa di suplai ke luar daerah,’’ tutur Dadang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan