Minta UMK Rp 3,6 Juta

[tie_list type=”minus”]Wali Kota Enggan Temui Buruh[/tie_list]

DEMANG HARDJAKUSUMA – Ratusan buruh Kota Cimahi mendesak pemkot untuk menetapkan UMK sebesar Rp 3,6 juta di 2016 mendatang. Desakan tersebut dilakukan dengan berorasi di depan gerbang Kantor Wali Kota Cimahi Atty Suharti di Jalan Demang Hardja Kusuma, kemarin (22/09)

‪Ketua serikat buruh DPC SPN Kota Cimahi Dadan Sudiana, mengatakan, paradigma setiap buruh tentang permasalahan penetapan UMK Cimahi ini harus diubah. Pasalnya, UMK Kota Cimahi selama ini selalu lebih rendah dari UMK Kabupaten Bandung Barat (KBB) ataupun Kota Bandung.

Menurutnya, di Kota Cimahi ini banyak buruh yang merupakan warga KBB dan Bandung. Dengan alasan itu, dia mendesak Wali Kota Cimahi Atty Suharti agar berkenan melakukan audiensi dengan pihak buruh untuk membahas penetapan UMK 2016 mendatang. Jika Wali Kota tak kunjung menemui para buruh, mereka mengancam akan melakukan mogok daerah.

‪”Kalau Ibu Atty tidak mau memberikan statementnya maka kita siap mogok daerah,” ungkapnya.

‪Hal senada diungkapkan oleh Ketua DPC Kasbi Brend Minardi. Menurutnya, permintaan UMK sebesar Rp 3,6 juta merupakan permintaan yang logis. Jumlah UMK Rp 3,6 juta tersebut dia asumsikan untuk satu keluarga yang memiliki dua anak.

‪”Jika satu kali makan Rp 10 ribu per kepala maka untuk satu bulan nilainya Rp 3,6 juta. Kami tidak muluk muluk, kami hanya minta untuk tiga kali makan saja untuk satu keluarga dengan dua orang anak,” tuturnya.

‪Lebih lanjut dia mengatakan, aksi ini juga dilakukan karena dewan pengupahan yang selama ini telah melakukan survei untuk penetapan KHL (kehidupan hidup layak) kedepan, sementara ini nilai upahnya masih di angka Rp 1,9 juta.

‪”Dewan pengupahan sudah melakukan survei sebanyak tiga kali untuk harga pasar terkait penetapan KHL namun untuk nilai gajinya masih diangka Rp 1,9 juta, tidak sampai Rp 2 juta,” terangnya.

Dair pantauan, ratusan buruh memulai aksinya dari pukul 09.00. Sebelumnya, para buruh melakukan konvoi ke sejumlah kawasan industri dengan menggunakan kendaraan roda dua yang dipimpin oleh satu unit mobil komando. Saat konvoi, mereka pun sempat melakukan sweaping ke sejumlah pabrik yang mereka lalui. Namun demikian, berkat pengawalan ketat anggota kepolisian, konvoi tersebut bisa berjalan damai.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan