Meredam Aroma Dendam

bandungekspres.co.id– Claudio Ranieri punya momen yang tepat untuk menyambut Chelsea di King Power, dini hari nanti. Leicester City yang ditukanginya berada di top performance. Itulah senjatanya untuk membalaskan dendam kepada Chelsea dan Jose Mourinho yang mendepaknya 11 tahun silam.

Meredam Aroma Dendam
AKRAB: Claudio Ranieri bersama Frank Lampard saat masih menukangi Chelsea,
beberapa tahun lalu. Kini, Ranieri akan berhadapan dengan mantan timnya itu.

Bisakah Ranieri melakukannya? Fakta, sekalipun kerap kalah mengejutkan, The Blues tidak mudah dikalahkan saat melawan top five. Dari tiga klub top five yang sudah dihadapinya, baru sekali kekalahan didapat. Chelsea hanya kalah dari Manchester City 0-3 (16/8).

Sisanya Chelsea menang 2-0 atas Arsenal (19/9) dan menahan Tottenham Hotspur tanpa gol di White Hart Lane (29/11). Fakta lainnya, Ranieri pernah gagal membalaskan dendam kepada Chelsea saat memegang kendali di Juventus musim 2008-2009. Statistik yang sama juga terjadi dengan head to head pribadinya.

Di Serie A, keduanya sudah delapan kali bersua. Mou di Inter Milan musim 2008-2010, lalu Ranieri bersama Juventus (2007-2009) dan AS Roma (2009-2011). Rekornya, Mou empat kali menang, dua imbang dan dua kalah. ”Saya tetap menaruh respek kepada Ranieri,” ujar Mou, dikutip dari ESPN.

Tidak seperti diberitakan media-media Inggris, Mou meredam isu hubungan yang tidak harmonisnya dengan Ranieri. Bahkan, dia menyebut peran Ranieri-lah yang mampu mengubah Chelsea menjadi tim juara seperti saat ini. Pembelian Frank Lampard, Claude Makelele dan Eidur Gudjohnsen menjadi pondasi Chelsea.

Hanya, Mou menyebut tidak perlu mengasihani Ranieri setelah didepak dari kursi pelatih oleh Roman Abramovich. ”Kalau dia saat itu dipecat saat musim masih berjalan, di situ saya tepat untuk mengasihani Ranieri,” tutur Mou. ”Sederhana saja, ini soal perubahan manajer, dan perubahan arah prestasi tentunya,” lanjutnya.

Bukan mulut besar saja yang dibutuhkan Mou untuk meredam agenda pembalasan dendam Ranieri. Dia perlu memikirkan bagaimana solusi untuk membendung agresivitas serangan balik cepat The Foxes -julukan Leicester. Bukan hanya pada Jamie Vardy, pun demikian lini penopangnya seperti seperti Riyad Mahrez.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan