Mengukur Posisi Terperinci Pembalap

[tie_list type=”minus”]Mengunjungi Markas dan Terowongan Angin Specialized di California[/tie_list]

Teknologi sepeda makin tidak karuan. Specialized, salah satu produsen papan atas, sampai harus investasi wind tunnel ala pabrikan Formula 1.

AZRUL ANANDA dan YUDY HANANTA, Morgan Hill, California.

[divider style=”dotted” top=”20″ bottom=”20″]

Sedang di negara bagian California, harian ini dapat kesempatan mengunjungi markas pusat Specialized, salah satu produsen sepeda papan atas dunia. Merek ini termasuk yang paling aktif investasi untuk teknologi sepeda, dan termasuk paling aktif terlibat di arena balap dunia. Baik itu di arena MTB maupun road bike.

Belakangan, merek yang dibangun oleh Mike Sinyard pada 1974 ini mendapat banyak sorotan lewat investasi wind tunnel alias terowongan angin. Bak produsen mobil, dan khususnya mobil balap Formula 1, mereka menggunakan wind tunnel itu untuk mengoptimalkan aerodinamika dari segala produk yang mereka buat. Mulai dari frame sepeda, wheelset, handlebar, bahkan sampai helm dan baju.

Terowongan angin itu mereka namai ”WIN Tunnel” (terowongan kemenangan). Tentu harapannya meraih kemenangan dalam berbagai hal. Baik itu penjualan produk sampai kemenangan di berbagai arena balap.

Mengunjungi markas Specialized bukan berarti mengunjungi pabriknya. Produksinya dilakukan di Asia, tepatnya di Taiwan. Tapi, di markas mereka di Morgan Hill, California, inilah, semua produk dirancang, diuji, dan lain sebagainya.

Harian ini mendapat kesempatan berkunjung pada Jumat, 9 Oktober, akhir pekan lalu. Untuk menuju Morgan Hill, hanya butuh waktu antara satu jam hingga 90 menit (tergantung kepadatan lalu lintas) dari San Francisco, di California Utara. Timing kunjungan kami sangatlah pas.

Jumat merupakan hari penting bagi karyawan Specialized. Setiap Jumat pagi, seluruh karyawan makan pagi bersama, ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. Hari itu, Specialized juga mengundang penghasil sayur dan buah-buahan setempat untuk berjualan di pelataran kantor.

Dan Jumat siangnya, para karyawan gowes bersama. Mereka menyebut acara bersepeda satu jam itu dengan sebutan ”Lunch Race” alias balapan makan siang. Saat mengikuti Lunch Race itu, harian ini menyadari kalau itu balapan beneran. Kecepatannya gila-gilaan. Bahkan kelompok ”lamban” pun konstan melaju di atas 45 km per jam.

Tinggalkan Balasan