Lahan Petani Kekeringan

[tie_list type=”minus”] Daun Cabai Mulai Menguning[/tie_list]

LEMBANG – Ancaman gagal panen di Kabupaten Bandung Barat kian ramai diperbincangkan di kalangan petani. Hal ini disebabkan minimnya pasokan air. Akibatnya, sejumlah hasil tanian kering dan membusuk. Seperti halnya yang diakui para petani sayuran di Kampung Cicalung, Desa Wangunharja, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Berdasarkan pengakuan para petani, akibat kemarau ini, kerugian lantaran gagal panen ditaksir mencapai 50 persen. Musim kemarau yang terjadi sebulan belakangan, mengakibatkan mereka kesulitan untuk mengairi lahan tani sayurannya. Daun-daun pada tanaman cabai pun berubah warnanya. Ada yang corak berwarna hijau muda pada daunnya. Warna hijau muda ini terlihat lebih dominan di hamparan tanaman cabai yang luasnya hingga hektaran tanah. ”Berubahnya warna pada bagian daun akibat kekurangan air,” kata salah satu petani, Dadang Asep, 45, kepada wartawan di Lembang kemarin (22/6).

Tak hanya cabai yang kena dampak musim kemarau, menurut dia, dampak musim kemarau ini juga dirasakan pada tanaman lain di Kampung Cicalung. Seperti burkol, burkoli, dan tomat. Tanaman tersebut merupakan hasil dari musim tanam Februari lalu. Sebulan lagi, tanaman sayurannya bisa mulai dipanen.

Namun dia memperkirakan, produksi seluruh tanaman sayuran di situ, bakal menurun 50 sampai 70 persen. Normalnya, produksi cabai dari 50 tumbak di lahannya itu mencapai 50 kilogram. Untuk produksi burkoli, biasanya mencapai satu kwintal di luar musim kemarau. Sedangkan produksi burkol, itu mencapai lima kwintal. ”Kalau tomat mencapai lima kwintal normalnya,” kata dia.

Untuk memenuhi kadar air pada tanaman di lahannya, Dadang sampai harus membeli air dengan harga Rp 1.500 per 40 liter. Memang terbilang murah secara sekilas. Namun, sekali siram, dia biasa memerlukan 1.000 liter air untuk menyegarkan lahan tanamannya. ”Ini biasanya dua hari sekali harus disiram,” kata dia.

Dia pun mengaku, penyiraman air dilakukan secara tak menentu. Yang penting, tanaman yang masih kecil-kecil itu harus kena siraman. Sedangkan, di lahannya, seluruh tanamannya masih harus disiram sehingga memerlukan banyak air. ”Susah air sekarang menurun,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan