Kujang Batu Bernilai Tinggi

Pengrajin Hanya Produksi 4444 Unit

KUJANG dikenal sebagai senjata tradisional masyarakat Jawa Barat (Sunda) yang terbuat dari logam. Kujang juga dikenal sebagai senjata yang memiliki nilai sakral serta memiliki kekuatan magis.

Namun, seiring berjalannya waktu, kini beberapa pengrajin batu mulai berinovasi dengan membuat kujang dari batu. Otomatis, bagi para penggemar batu, kujang batu menjadi buruan mereka.

Kerajinan berbahan batu akik ini memang tak hanya terbatas menjadi sebuah cincin atau kalung. Ditangan Indra Hudaya, 36, sebuah batu dapat diolah menjadi sebuah miniatur kujang yang bernilai seni tinggi sekaligus juga dapat mengangkat budaya lokal Sunda. Bahkan ada satu karya kujang batu yang dibanderol Rp 135 juta.

Yang unik dari kujang batu milik Indra adalah tidak adanya kujang yang memiliki bentuk yang sama. Indra menerangkan, sebenarnya ada 4444 jenis kujang beserta nama-namanya. Dia mengaku untuk mengetahui bentuk dari kujang-kujang tersebut, dia meminta bimbingan dari karuhun-nya untuk menyelesaikan ke-4444 kujang tersebut.

”Ya karena tidak ada desain yang pasti, tapi apa yang diingat langsung dibuat. Jika dari sisi mistisnya ada bimbingan para karuhun (leluhur), karena nama-nama kujang itu sudah ada di Belanda literaturnya. Tapi karena tidak ada yang tahu ada dimana pastinya,” ujarnya kepada wartawan saat menghadiri acara Ajang Pamer Batu Ali di lantai 2 Pasar Cimindi, kemarin (16/02).

Sudah ada 1800 dari 4400 bentuk kujang yang dibuat olehnya. Dia membuat kujang terinspirasi dari zaman kerajaan Tarumanegara sampai Ciung Wanara. Untuk batunya, dia mendapatkannya dari Garut yang kaya akan jenis bebatuannya.

Awalnya dia hanya mengumpulkan batu. Keinginannya untuk melestarikan potensi daerah dan Budaya Sunda menjadi salah satu alasannya dalam membuat kerajinan kujang batu ini. ”Para karuhun ingin membuka bahwa kujang dapat membuka jati diri sebenarnya,” ujar Indra.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kujang sendiri berasal dari kata kudhyang. Yaitu jalan menuju sang pencipta. Kujang pun memiliki arti lain yakni Kukuh kanu jangji dan bila disorot dengan menggunakan lampu dari arah mata kujang yang dibalikan, muncul lafadz ’Bismilah’, atau dengan menyebut nama Tuhan dalam bahasa Arab.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan