Korsel Ekspor Makanan Halal

[tie_list type=”minus”]Melihat Peluang Berbisnis di Negara Muslim[/tie_list]

JAKARTA – Kabar gembira bagi penggemar masakan Korea Selatan (Korsel). Presiden Park Geun-hye meminta Kementerian Pertanian, Makanan, dan Urusan Pedesaan Korsel lebih gencar mengekspor makanan Negeri Ginseng itu ke negara-negara muslim. Pasar yang besar diharapkan bisa mendongkrak pendapatan Korsel.

Salah satu target pasar adalah Indonesia. Bersama aT atau Korea Agro-Fisheries and Food Trade Corporation, mereka menggelar K-Food Fair Indonesia 2015 di Hotel Mulia Senayan. Lantaran ditujukan untuk negara-negara muslim, Korea berkomitmen mengekspor produk halal lebih banyak.

”Kami paham 87 persen dari penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam. Jadi, kami sajikan makanan halal,” ujar Presiden aT Jae Su-kim. Makin agresifnya Korsel diharapkan bisa menjaga tren kenaikan ekspor ke Indonesia. Saat ini ekspor makanan ke tanah air mencapai USD 193 juta atau setara Rp 2,4 triliun.

Su-kim menambahkan, nilai ekspor Korsel itu masih kecil. Apalagi jika dibandingkan dengan impor dari Indonesia yang mencapai USD 12 miliar per tahun. Dia yakin langkah pemerintah Korsel untuk lebih agresif di sektor makanan bisa diterima warga Indonesia.

”Makanan kami enak, bersih, menyehatkan, dan premium,” ujarnya. Dia menyadari, kepopuleran makanan Korsel belum setenar penganan asal Jepang. Namun, tren kenaikan ekspor yang mencapai 2-3 persen tiap tahun membuatnya optimistis. Dia berharap K-food bisa segera menyusul kepopuleran makanan asal Negeri Sakura.

Berdasar data aT, komoditas utama ekspor adalah krimer kopi, snack, minuman, sampai mi instan. Adapun produk impor yang paling banyak masuk ke Korsel dari Indonesia adalah produk dari kayu, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, cumi-cumi, sampai kopi.

Terkait produk halal, Su-kim memastikan mengikuti syariat Islam. Perusahaan Korsel sudah berkomitmen mengganti bahan baku dan alat untuk menghasilkan produk yang cocok bagi muslim. ”Tidak semua produk yang masuk ke Indonesia akan berlabel halal. Tapi, yang halal pasti mengikuti aturan,” tegasnya.

Direktur Standardisasi Produk Makanan BPOM Tetty Helfery Sihombing mengatakan, posisi Korsel penting bagi Indonesia. Sebab, negara tersebut merupakan eksporter terbesar ketiga makanan setelah Singapura dan Malaysia. ”Ada 78 perusahaan makanan yang mengekspor. Rata-rata produknya siap makan,” ucapnya. (dim/c9/oki/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan