Kembangkan Museum Gedung Sate

COBLONG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sedang mengembangkan dan menata ulang Museum Gedung Sate. Bangunan yang berada di lantai paling atas tersebut ditata lagi supaya lebih representatif.

Gedung Sate
FAJRI ACHMAD NF. / BANDUNG EKSPRESASRI: Pengunjung memotret pemandangan dari menara Gedung Sate, Jalan Diponegoro, kemarin (29/5).

’’Nantinya akan dilakukan berbagai perbaikan akan dilakukan secara menyeluruh, baik dari sisi benda-benda di museum hingga rute dan ruang perpustakaan,’’ kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, belum lama ini.

Dia mengatakan, rencana pengembangan dan penataan ulang Museum Gedung Sate tersebut akan dilaksanakan tahun ini. ’’Jadi akan dibuat semakin menarik untuk dikunjungi dan akan ditata, desainnya seperti apa, benda-benda yang ada di museumnya. Sampai ruang perpustakaan dan rutenya juga kita tata,’’ kata dia.

Menurut dia, kondisi Museum Gedung Sate saat ini dinilai kurang refresentatif dan tidak mencerminkan museum yang berisi tentang seluruh bangunan bersejarah tersebut. ’’Kalau sekarang kan seperti bukan Museum Gedung Sate tapi seperti museum tentang Jawa Barat, karena barang-barang yang ada di sana tidak fokus pada Gedung Sate,’’ kata dia.

Oleh karena itu, lanjut dia, Pemprov Jawa Barat akan menata ulang museum tersebut. Sehingga, tempat ini menjadi sarana informasi terkait Gedung Sate, mulai dari latar belakang, sejarahnya dan lain-lain.

Wagub Jabar mengatakan dalam pengembangan museum tersebut tidak menutup kemungkinan Pemprov Jabar akan membuka lorong dan kamar rahasia yang disinyalir berada di basement bangunan tersebut. Pihaknya akan membongkar dan meneliti keberadaan kamar dan lorong rahasia tersebut dan menjadikannya sebagai salah satu objek yang bisa dikunjungi di Gedung Sate.

’’Akan buka lorong dan kamar rahasia, isinya ada apa sih. Jangan-jangan ada rahasia kontruksi dan bisa dikaji secara ilmu pengetahuan. Kalau bagus nanti kita beri kaca, jadi bagian objek yang bisa dilihat,’’ tandasnya.

Dia memastikan, apabila pengembangan museum tersebut telah selesai maka keberadaan warga yang berkunjung tidak akan mengganggu kegiatan perkantoran yang sehari-hari dilakukan di Gedung Sate. ’’Kami akan mengatur sedemikian rupa agar kunjungan tidak bentrok dengan aktivitas perkantoran. Itu bisa diatur waktunya dan bisa disiasati juga. Misalnya rombongan masuk 20 orang kemudian nanti masuk lagi 20 orang lagi. Jadi diatur agar tidak mengganggu,’’ ujar dia. (ant/tam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan