Kedai yang Jadi Magnet untuk Cewek

Berkenalan dengan Dian Malinda, Pemilik Kedai Bakso Boedjan

Lagu Problem milik Ariana Grande featuring Iggy Azalea menghentak dari dalam kedai. Musik semacam ini familiar diputar di dalam kafe, tapi jadi berbeda jika sumber suara adalah kedai bakso. Begitulah karakter Bakso Boedjangan, muda dan segar. Sesegar hidangan baksonya.

Silvya M. Utami, Coblong.

[divider]

@BaksoBoedjangan - DIAN - bandung ekspres
YOUNG ENTREPRENEUR: Dian Malinda, 23, pemilik kedai Bakso Boedjangan.

ADALAH Dian Malinda, 23, pemilik kedai sendiri yang memilih lagu-lagu itu. Tak heran, karena selain usianya masih muda, dia menyukai lagu-lagu Billboard Chart. Perempuan yang hobi makan ini mengaku, memang konsep kedainya menyasar anak-anak muda.

Pajangan dan foto-foto vintage memenuhi dinding kedai yang berlokasi di Jalan Dipati Ukur Nomor 1 itu. Bangku-bangku panjang dan lampu gantung membuat suasana jadul (zaman dulu) semakin terasa. Hal ini cocok dengan konsep Boedjangan yang Dian usung.

’’Kata bujangan itu gampang diinget. Magnet untuk para cewek. Harapannya kami juga bisa jadi magnet dan disukai oleh para konsumen,’’ jelasnya kepada Bandung Ekspres beberapa waktu lalu.

Sejak dibuka pada 9 Januari lalu, kedai ini langsung booming. Promosi yang dilakukan Dian dan kawan-kawan melalui media sosial Twitter dianggap ampuh menarik konsumen. Terlebih, bakso merupakan camilan favorit warga Bandung. Ini pula yang jadi alasan dia membuka usaha kuliner bakso. ’’Soalnya bakso itu berat nggak, ringan juga nggak. Terus bisa dimakan setiap saat,’’ kata perempuan lulusan Teknik Industri IT Telkom ini.

Selain itu, Bakso Boedjangan menjual menu dengan nasi. Tapi tetap diolah dengan bakso. ’’Kita jual nasi merah juga. Jadi kalau ada yang lagi diet, bisa tetep makan di sini,’’ kata Dian.

Strategi promosi lain, Dian memanfaatkan tren foto selfie. Dalam akun Twitter @BaksoBoedjangan, Dian beserta tim mengundang followers-nya untuk mengirim foto selfie konsumen supaya bisa diundi. Dipilih tiga pemenang dalam satu bulan, dengan hadiah voucher makan senilai Rp 250 ribu.

Perempuan berjilbab ini tak tanggung-tanggung dalam berbisnis. Buktinya, dia memproduksi bakso sendiri. Dagingnya pun asli lokal. Bukan daging yang berhari-hari ada di freezer. Oleh karena itu, Dian tak khawatir dengan berita daging bakso palsu yang menggunakan daging celeng. Sebab, bakso di kedainya dijamin berkualitas. ’’Kita (baksonya) halal. Sekarang juga sedang proses untuk label halal,’’ jelasnya.

Tinggalkan Balasan