Kebijakan Mensejahterakan Rakyat

Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Deni Wahyudin, SE, M.M mengharapkan, di usianya yang genap 205 tahun pada 25 September 2015 ini, pemangku kebijakan di Pemerintah Kota Bandung, bisa mensejahterakan rakyat.

Deni Wahyudin, SE, M.M Wakil Ketua DPRD Kota Bandung
Deni Wahyudin, SE, M.M
Wakil Ketua DPRD Kota Bandung

Sehingga, kota Bandung akan lebih indah, nyaman dan utamanya masalah sampah dapat dikelola secara mandiri. ’’Intinya secara ekonomi kue pembangunan dapat dirasakan masyarakat secara merata dan tidak dikuasai segelintir orang,” tukas Deni, yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bandung Tersebut.

Menilai hubungan eksekutif–legislatif, sejauh ini dalam penglihatan dia, sinergitas antar dua lembaga negara itu terjalin dengan padu. Hal itu sebutnya, dapat terlihat dari komunikasi yang cair dan tata kelola dalam mendukung program pembangunan.

Adapun dinamika berpemerintahan dalam sikap saling mengontrol itu merupakan hal lumrah. Perbedaan persepsi ataupun berbeda pandangan dalam menilai suatu persoalan, melalui kedewasaan berpolitik, semuanya dilalui dengan menggulirkan solusi yang diterima kedua pihak. ’’Pandangannya sama dalam membela dan mensejahterakan rakyat,” ujar Deni.

Dalam bidang pendidikan, Deni menginginkan, ada pemerataan infrastruktur. Sehingga, tidak akan dikotomi sekolah pavorit ataupun bukan.

Begitupun, dalam bidang kesehatan. Kehadiran Puskesmas disetiap kecamatan, sesuai target harus jadi solusi dalam memberikan pelayanan yang prima untuk warga kota Bandung. ’’Minimal Puskesmas di kewilayahan memiliki standarisasi yang bisa memberi pertolongan pertama secara inap,” sebut Deni seraya menekankan, keberadaan dokter dan ketersediaan obat bisa dijangkau kemampuan masyarakat.

Melihat kota Bandung, di masa lalu begitupun saat ini,Deni mengaku, sebagai urang Bandung punya mimpi ingin melihat kota tercintanya, tidak kumuh, aman, tentram, penuh toleransi dan memiliki sanitasi yang baik.

Hal itu bekalnya sudah dimiliki warga Bandung yang modal dasar yang menjadi ciri ke-Sundaan tersebut, kini rada tercoreng oleh prilaku generasi muda yang sudah nyerempet ke sikap yang lebih individualistik.

’’Seperti dengan pendidikan agama sejak dini, diharapkan dapat membentuk karakter bangsa yang lebih baik. Setiap agama tak mengajarkan keburukan, ia akan selalu mengajak pada kebaikan,” pungkas Deni. (edy)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan