Ingin Kembangkan Buah Nusantara Lewat Bisnis Sop Durian

 

Choky Sitohang
Choky Sitohang

PRESENTER ternama Choky Sitohang sepertinya sudah keranjingan bisnis. Sukses membuka bisnis kuliner makanan sebelumnya, kini dia mengembangkan usaha sop durian miliknya. Dia membuka cabang baru Sop Duren Lodaya di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, kemarin (10/10). Seperti apa kesibukannya berbisnis?

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 33 tahun silam itu tiba di lokasi usaha barunya didampingi sang isteri dan putri pertamanya, Chelsea Abigail Victory Sitohang. Dengan wajah sumringah, Choky terlihat menyapa rekan bisnisnya. Acara resmi dibuka dengan pemotongan tumpeng. Choky mengaku penggila durian. Itu sebabnya, dia memilih untuk fokus menjalankan usaha sop durian.

Gagasan awal dibukanya bisnis ini ketika Febrian, yang merupakan rekan bisnis mantan pembaca acara Euro 2008 ini, sekali waktu mencicipi sop durian. Dan kepada Choky, Febrian mengutarakan ide bisnis sop durian di daerah Tanjung Duren. Sebagai sesama penggemar durian, Choky dengan penuh semangat mengiyakan ide rekannya tersebut. ”Saya memang penggemar durian. Begitu juga dengan rekan saya Pak Febrian,” tutur ayah dua anak itu, sambil menyebut nama partner bisnisnya.

Choky semakin bersemangat dan memantapkan diri untuk terjun ke bisnis sop durian ketika Febrian membawa franschise dari daerah Bogor, selang dua hari setelah mereka merencanakan untuk memulai bisnis tersebut. ”Febrian bilang kita membuka sop durian di daerah Tanjung Duren saja. Saya setuju,” kata Choky, penuh semangat.

Presenter Take Me Out Indonesia itu mengaku, pemilihan Tanjung Duren sebagai lokasi karena dia melihat belum ada tempat serupa di wilayah itu. ”Di daerah barat ini sebenarnya masih belum banyak orang yang menjual sop durian. Makanya di sini kami berharap bisa mengembangkan buah nusantara itu,” tegas suami Melissa Aryani tersebut.

Tidak hanya sop durian, Choky mengkonsep warung sederhananya itu dengan menu pendamping lain. Seperti, roti bakar, empek-empek Palembang, nasi kucing Temanggung, dan berbagai makanan khas nusantara lain. Tentunya, dengan harga variatif namun tetap pas di kantong. ”Yah, kalau harganya, harga warung. Berkisar dari lima belas hingga tiga puluh ribu rupiah,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan